๐Ÿ’žAssalammualaikum dan Selamat Pagi Sahabatku...Semoga kita tidak digolongkan dlm kalangan manusia yg mencintai Dunia semata-mata...manakala akhirat diabaikan...marilah kita menjadi manusia yg sederhana dlm kehidupan...Semoga kita selamat dunia dan akhirat....Aamiin



๐Ÿ“šKISAH MENGHARUKAN, ISTRI SAHABAT NABI MENANGIS TAK PUNYA KAIN KAFAN.


Wanita itu menyadari bahwa suaminya akan
wafat, tak lama lagi. Butir-butir air mata mulai membasahi pipinya.

“Mengapa engkau menangis?” tanya lelaki itu,yang tak lain adalah Abu Dzar Al Ghifari
radhiyallahu ‘anhu.

“Bagaimana mungkin aku tidak menangis,
sementara engkau akan wafat dan aku tidak
punya kain untuk dijadikan kafan…” jawabnya sedih.

“Jangan menangis, bergembiralah. Sebab saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,

‘Akan wafat seorang laki-laki diantara kalian di tanah gersang, disaksikan sekelompok orang beriman.’

Para sahabat yang mendengar hadits ini, semuanya telah meninggal di kota, di
kampung, atau di tempat lain. Tinggallah aku yang kini akan meninggal di tanah gersang ini.”

Abu Dzar sengaja mengasingkan diri di tanah gersang perbatasan Madinah dan Rabdzah. Sebab, sahabat yang zuhud ini tak mau terkena fitnah dunia. Umat Islam saat itu telah mencapai kemenangan dan perluasan wilayah.
Ia melihat banyak orang hidup mewah dan
meninggalkan kesederhanaan.
Ia telah berdakwah dan mengajak khalifah untuk menggerakkan umat Islam kembali hidup sederhana seperti pada zaman Nabi SAW, namun
dakwahnya yang ‘tegas’ dipandang sahabat lain
tidak tepat dengan keadaan masyarakat pada masa itu.

Akhirnya dia pun mengasingkan diri, demi
persatuan umat Islam.

Beberapa saat kemudian sang istri keluar dari tempat tinggal mereka dan melihat ke kanan dan ke
kiri. Dan dengan izin Allah, rupanya ada
rombongan musafir yang melintasi tempat itu.

“Tolong, lelaki muslim meninggal, kafanilah
dia.”

“Siapa laki-laki ini?” tanya para musafir.

“Abu Dzar Al Ghifari.”

“Sahabat Rasulullah?”

“ya..”

Dengan penuh haru mereka pun mendatangi
Abu Dzar Al Ghifari. Salah seorang pemuda
kebetulan membawa kain pemberian ibunya.
Kain itulah yang dipakai untuk mengkafani Abu
Dzar Al Ghifari.

Bukan hanya Abu Dzar Al Ghifari yang kesulitan
mendapatkan kain kafan saat wafat.

Mush’ab bin Umair pun mengalami hal yang sama. Saat dia syahid pada perang uhud, hanya ada sehelai
kain pendek sebagai kafannya. Ketika
ditutupkan ke kepalanya, kakinya kelihatan.
Ketika ditutupkan ke kakinya, kepalanya
kelihatan. Dengan penuh  terharu Rasulullah SAW
memutuskan, “tutupkan ke kepalanya.”
Rasulullah tak mampu menahan air matanya.
Dan para sahabat… tangis mereka juga
menyaksikan pemakaman pemuda yang rela meninggalkan kekayaannya demi Islam itu.

Tentu ada sahabat lain yang seperti mereka.
Yang hidup sederhana, bahkan secara material
kekurangan. Namun mereka adalah manusia
mulia yang banyak berjasa bagi Islam... sekaligus begitu dekat dengan Allah Azza wa Jalla.

Sahabat-sahabat yang kaya seperti Utsman bin
Affan iri hati kepada mereka. Karena itu menjelang akhir hayatnya Utsman banyak menangis.

Mush’ab bin Umair lebih baik dari kita, tetapi dia hanya dikafani dengan kain yang tak cukup menutup seluruh tubuhnya.

Sementara kita…...dunia dihamparkan kepada kita…”


Semoga kisah ini menjadi panduan kpd kita semua....๐Ÿ˜”

Wassalam....i❤islam