MEMENUHI JANJI BAGI PIHAK ORANG LAIN
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Renungan Pagi Isnin
16 Jamadulakhir 1436H
6 April 2015
🌷
عن جابر رضي الله عنه قال: قَالَ لي النبيُّ صلى الله عليه وسلم: ((لَوْ قَدْ جَاءَ مَالُ الْبَحْرَيْنِ أعْطَيْتُكَ هكَذَا وَهَكَذَا)) فَلَمْ يَجِئْ مَالُ الْبَحْرَينِ حَتَّى قُبِضَ النبي صلى الله عليه وسلم فَلَمَّا جَاءَ مَالُ الْبَحْرَيْنِ أمَرَ أَبُو بَكْرٍ رضي الله عنه فَنَادَى: مَنْ كَانَ لَهُ عِنْدَ رسول الله صلى الله عليه وسلم عِدَةٌ أَوْ دَيْنٌ فَلْيَأتِنَا، فَأتَيْتُهُ وَقُلْتُ لَهُ: إنَّ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ لي كَذَا وَكَذَا، فَحَثَى لي حَثْيَةً فَعَدَدْتُهَا، فَإذَا هِيَ خَمْسُ مِائَةٍ، فَقَالَ لِي: خُذْ مِثْلَيْهَا. متفقٌ عَلَيْهِ.
TERJEMAHAN
Dari Jabir رضي الله عنه melaporkan: sabda RasululLah صلى الله عليه وسلم kepadaku: "Jika telah sampai harta dari negeri Al Bahrain maka aku akan memberimu sebanyak sekian." Tetapi harta dari Bahrain itu tidak pernah sampai sehinggalah kewafatan Nabi صلى الله عليه وسلم. Apabila Abu Bakar memegang tampuk pemerintahan harta dari Al Bahrain telah sampai dan beliau menitahkan: Barangsiapa yang Nabi صلى الله عليه وسلم pernah ada janji atau hutang yang belum ditunaikan maka datanglah kepada kami untuk menuntut." Aku pun datang menemuinya dan menyatakan Nabi pernah berjanji sekian-sekian. Lalu Abu Bakar memberikan sejumlah harta dan bila aku kira jumlahnya adalah sebanyak lima ratus dirham. Maka Abu Bakar berkara: Ambillah dua kali ganda daripada jumlah itu. (Mafhum HR Al Bukhari dan Muslim)
PENGAJARAN
1. Kemurahan hati RasululLah yang cuba membantu para Sahabat yang susah walaupun dengan harta yang belum sampai ke tangan Baginda,
2. Dibenarkan untuk menunaikan janji yang tidak kesampaian bagi pihak orang lain yang telah meninggal dunia bahkan perbuatan tersebut adalah terpuji,
3. Saidina Abu Bakar sangat komited dalam melaksanakan amanah tanpa meminta sebarang bukti untuk menunaikan janji Nabi صلى الله عليه وسلم.
PERANG HUNAIN
Hunain adalah nama sebuah lembah yang berada di antara Mekah dan Tha’if. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menaklukkan Mekah, Beliau mendengar bahwa kabilah Hawazin sedang berkumpul untuk memerangi Beliau, maka Beliau berangkat bersama para sahabat yang ikut menaklukkan Mekah serta bersama beberapa orang yang baru masuk Islam, sehingga jumlah mereka 12.000 orang (10.000 dari kaum muslimin yang berangkat dari Madinah untuk Fat-hu Makkah dan 2000 orang penduduk Makkah yang masih baru masuk Islam), sedangkan musuh berjumlah 4.000 orang. Lalu sebagian kaum muslimin merasa bangga dengan jumlah mereka sampai-sampai mereka berkata, “Pada hari ini kita tidak akan dikalahkan karena jumlah yang sedikit”. Pada hari Sabtu 6 Syawwal tahun 8 Hijriah, Beliau bersama pasukannya berangkat menuju ke tempat musuh. Orang-orang Hawazin dan Tsaqif telah memilih tempat yang strategis, yaitu tanah pegunungan yang berbukit-bukit dan berliku-liku. Mereka bersembunyi di balik bukit-bukit menunggu tentara kaum muslimin lewat di jalan sempit bawahnya. Ketika kaum muslimin tiba di tempat tersebut yang bernama lembah Hunain, datanglah serbuan yang mendadak dari musuh. Tentara kaum muslimin menjadi panik dan lari bercerai berai. Adapun Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tetap berada di atas bagalnya yang putih, dan tidak ada yang bersamanya selain urang lebih 100 orang yang tetap di tempatnya melawan kaum musyrik. Sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri mengarahkan bagalnya kepada kaum musyrik sambil berkata, “Saya Nabi tidak berdusta! Saya putera Abdul Muththalib.” Namun Abu Sufyan dan Abbas menahan bagal Beliau agar tidak segera maju. Kemudian Beliau berusaha menghimpun kembali pasukan kaum muslimin yang kacau balau itu. Beliau memerintahkan Abbas bin Abdul Muththalib seorang yang keras suaranya untuk menyeru kaum muslim. Beliau bersabda, “Wahai Abbas! Panggil orang-orang yang berbai’at di bawah pohon (Bai’atur ridhwan),” Lalu Abbas berkata dengan suara keras, “Di mana orang-orang yang berbai’at di bawah pohon (Bai’atur ridhwan)?”, maka ketika kaum muslimin mendengar suaranya, mereka pun berbalik seperti berbaliknya sapi mendatangi anak-anaknya, serangan pembalasan kemudian dilancarkan sampai musuh dapat dikalahkan. Sisa pasukan musuh yang kalah, melarikan diri ke Tha’if. Dalam benteng Tha’if inilah musuh mempertahankan diri. Beberapa waktu lamanya musuh mempertahankan diri, namun tidak berhasil juga ditundukkan. Akhirnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pulang ke Ja’ranah, tempat tawanan dan rampasan-rampasan, meninggalkan benteng itu, tetapi sudah memblokir daerah sekitarnya. Di Ja’ranah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam didatangi oleh delegasi (utusan) Hawazin. Mereka menyatakan tobat kepada Allah dan masuk Islam. Hawazin meminta kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam agar harta benda dan kaum keluarga mereka yang ditawan dibebaskan dan dikembalikan kepada mereka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan kaum muslimin tidak keberatan memenuhi permintaan mereka; semua tawanan dan rampasan dari mereka pun dikembalikan seluruhnya. Sedangkan penduduk Tha’if, karena tidak tahan menderita akibat pemblokiran kaum muslimin akhirnya mereka mengirimkan delegasi kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menyampaikan keinginan mereka memeluk Islam. Dengan demikian berakhirlah peperangan dengan kabilah Tsaqif itu.
AT-TAUBAH 28-29
SILA LAYARI
AT-TAUBAH 28-29
SILA LAYARI
BESARNYA PAHALA BERPUASA ENAM HARI DI BULAN SYAWAL
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Renrungan Pagi Selasa
5 Syawal 1436
21 Julai 2015
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ". أخرجه أحمد ومسلم و ابن ماجه والنسائي وغيره
PENGAJARAN
1. Kata Imam Nawawi: Setiap amalan kebaikan diberikan gandaan sepuluh kali. Oleh itu pahala puasa Ramadhan menyamai puasa tiga ratus hari. Manakala pahala puasa enam hari di bulan Syawal menyamai puasa enam puluh hari. Jika dijumlahkan adalah 360 hari (bersamaan bilangan hari setahun mengikut kalendar Hijriah),
2. Sama seperti fungsi solat sunat qabliah dan ba'diah, puasa sunat sebelum Ramadhan (Sya'ban) dan selepasnya (Syawal) dapat menampung kecacatan yang berlaku dalam puasa wajib (Ramadhan),
3. Kata ulamak: Jika seseorang itu komited melakukan ibadah sunat setelah selesai ibadah wajib itu merupakan tanda ia cintakan ketaatan dan juga tanda ibadah wajibnya diterima Allah Ta'ala.
taubat
Sesungguhnya Allah swt melarang orang orang yang beriman.janganlah kamu menjadikan bapa bapa dan saudara saudara kamu mendampinginya jika mereka memilih kufur dengan meninggalkan iman kepada Allah swt.......
Seperti Firman Allah dalam surah At-Taubah ayat 23 hingga 28...
Surah At-Taubah, ayat 23:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا آبَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الْإِيمَانِ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan bapa-bapa kamu dan saudara-saudara kamu sebagai orang-orang yang didampingi jika mereka memilih kufur dengan meninggalkan iman; dan sesiapa di antara kamu yang menjadikan mereka orang-orang yang didampingi, maka merekalah orang-orang yang zalim.
Surah At-Taubah, ayat 24:
قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Katakanlah (wahai Muhammad): "Jika bapa-bapa kamu, dan anak-anak kamu, dan saudara-saudara kamu, dan isteri-isteri (atau suami-suami) kamu, dan kaum keluarga kamu, dan harta benda yang kamu usahakan, dan perniagaan yang kamu bimbang akan merosot, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, - (jika semuanya itu) menjadi perkara-perkara yang kamu cintai lebih daripada Allah dan RasulNya dan (daripada) berjihad untuk ugamaNya, maka tunggulah sehingga Allah mendatangkan keputusanNya (azab seksaNya); kerana Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik (derhaka)
Surah At-Taubah, ayat 25:
لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُم مُّدْبِرِينَ
Sesungguhnya Allah telah menolong kamu mencapai kemenangan dalam banyak medan-medan perang dan di medan perang Hunain, iaitu semasa kamu merasa megah dengan sebab bilangan kamu yang ramai; maka bilangan yang ramai itu tidak mendatangkan faedah kepada kamu sedikitpun; dan (semasa kamu merasa) bumi yang luas itu menjadi sempit kepada kamu; kemudian kamu berpaling undur melarikan diri
Surah At-Taubah, ayat 26:
ثُمَّ أَنزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَنزَلَ جُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَذَٰلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِينَ
Kemudian Allah menurunkan semangat tenang tenteram kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan tentera yang kamu tidak melihatnya, serta Ia menyeksa orang-orang kafir itu (dengan kekalahan yang membawa kehancuran); dan yang demikian itu ialah balasan bagi orang-orang yang kafir.
Surah At-Taubah, ayat 27:
ثُمَّ يَتُوبُ اللَّهُ مِن بَعْدِ ذَٰلِكَ عَلَىٰ مَن يَشَاءُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Kemudian Allah menerima taubat orang-orang yang dikehendaki (dengan memberi taufiq untuk memeluk Islam), sesudah (orang-orang kafir itu ditimpakan dengan azab); dan (ingatlah) Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani
Tafsir Al Quran Al Karim: Tafsir At Taubah Ayat 25-35
SILA LAYARI
badarw
SENARAI PEJUANG2 PERANG BADAR
1. Sayyiduna Muhammad Rasulullah s.a.w.
2. Abu Bakar as-Shiddiq r.a.
3. Umar bin al-Khattab r.a.
4. Utsman bin Affan r.a.
5. Ali bin Abu Tholib r.a.
6. Talhah bin ‘Ubaidillah r.a.
7. Bilal bin Rabbah r.a.
8. Hamzah bin Abdul Muttolib r.a.
9. Abdullah bin Jahsyi r.a.
10. Al-Zubair bin al-Awwam r.a.
11. Mus’ab bin Umair bin Hasyim r.a.
12. Abdur Rahman bin ‘Auf r.a.
13. Abdullah bin Mas’ud r.a.
14. Sa’ad bin Abi Waqqas r.a.
15. Abu Kabsyah al-Faris r.a.
16. Anasah al-Habsyi r.a.
17. Zaid bin Harithah al-Kalbi r.a.
18. Marthad bin Abi Marthad al-Ghanawi r.a.
19. Abu Marthad al-Ghanawi r.a.
20. Al-Husain bin al-Harith bin Abdul Muttolib r.a.
21. ‘Ubaidah bin al-Harith bin Abdul Muttolib r.a.
22. Al-Tufail bin al-Harith bin Abdul Muttolib r.a.
23. Mistah bin Usasah bin ‘Ubbad bin Abdul Muttolib r.a.
24. Abu Huzaifah bin ‘Utbah bin Rabi’ah r.a.
25. Subaih (maula Abi ‘Asi bin Umaiyyah) r.a.
26. Salim (maula Abu Huzaifah) r.a.
27. Sinan bin Muhsin r.a.
28. ‘Ukasyah bin Muhsin r.a.
29. Sinan bin Abi Sinan r.a.
30. Abu Sinan bin Muhsin r.a.
31. Syuja’ bin Wahab r.a.
32. ‘Utbah bin Wahab r.a.
33. Yazid bin Ruqais r.a.
34. Muhriz bin Nadhlah r.a.
35. Rabi’ah bin Aksam r.a.
36. Thaqfu bin Amir r.a.
37. Malik bin Amir r.a.
38. Mudlij bin Amir r.a.
39. Abu Makhsyi Suwaid bin Makhsyi al-To’i r.a.
40. ‘Utbah bin Ghazwan r.a.
41. Khabbab (maula ‘Utbah bin Ghazwan) r.a.
42. Hathib bin Abi Balta’ah al-Lakhmi r.a.
43. Sa’ad al-Kalbi (maula Hathib) r.a.
44. Suwaibit bin Sa’ad bin Harmalah r.a.
45. Umair bin Abi Waqqas r.a.
46. Al-Miqdad bin ‘Amru r.a.
47. Mas’ud bin Rabi’ah r.a.
48. Zus Syimalain Amru bin Amru r.a.
49. Khabbab bin al-Arat al-Tamimi r.a.
50. Amir bin Fuhairah r.a.
51. Suhaib bin Sinan r.a.
52. Abu Salamah bin Abdul Asad r.a.
53. Syammas bin Uthman r.a.
54. Al-Arqam bin Abi al-Arqam r.a.
55. Ammar bin Yasir r.a.
56. Mu’attib bin ‘Auf al-Khuza’i r.a.
57. Zaid bin al-Khattab r.a.
58. Amru bin Suraqah r.a.
59. Abdullah bin Suraqah r.a.
60. Sa’id bin Zaid bin Amru r.a.
61. Mihja bin Akk (maula Umar bin al-Khattab) r.a.
62. Waqid bin Abdullah al-Tamimi r.a.
63. Khauli bin Abi Khauli al-Ijli r.a.
64. Malik bin Abi Khauli al-Ijli r.a.
65. Amir bin Rabi’ah r.a.
66. Amir bin al-Bukair r.a.
67. Aqil bin al-Bukair r.a.
68. Khalid bin al-Bukair r.a.
69. Iyas bin al-Bukair r.a.
70. Uthman bin Maz’un r.a.
71. Qudamah bin Maz’un r.a.
72. Abdullah bin Maz’un r.a.
73. Al-Saib bin Uthman bin Maz’un r.a.
74. Ma’mar bin al-Harith r.a.
75. Khunais bin Huzafah r.a.
76. Abu Sabrah bin Abi Ruhm r.a.
77. Abdullah bin Makhramah r.a.
78. Abdullah bin Suhail bin Amru r.a.
79. Wahab bin Sa’ad bin Abi Sarah r.a.
80. Hatib bin Amru r.a.
81. Umair bin Auf r.a.
82. Sa’ad bin Khaulah r.a.
83. Abu Ubaidah Amir al-Jarah r.a.
84. Amru bin al-Harith r.a.
85. Suhail bin Wahab bin Rabi’ah r.a.
86. Safwan bin Wahab r.a.
87. Amru bin Abi Sarah bin Rabi’ah r.a.
88. Sa’ad bin Muaz r.a.
89. Amru bin Muaz r.a.
90. Al-Harith bin Aus r.a.
91. Al-Harith bin Anas r.a.
92. Sa’ad bin Zaid bin Malik r.a.
93. Salamah bin Salamah bin Waqsyi r.a.
94. ‘Ubbad bin Waqsyi r.a.
95. Salamah bin Thabit bin Waqsyi r.a.
96. Rafi’ bin Yazid bin Kurz r.a.
97. Al-Harith bin Khazamah bin ‘Adi r.a.
98. Muhammad bin Maslamah al-Khazraj r.a.
99. Salamah bin Aslam bin Harisy r.a.
100. Abul Haitham bin al-Tayyihan r.a.
101. ‘Ubaid bin Tayyihan r.a.
102. Abdullah bin Sahl r.a.
103. Qatadah bin Nu’man bin Zaid r.a.
104. Ubaid bin Aus r.a.
105. Nasr bin al-Harith bin ‘Abd r.a.
106. Mu’attib bin ‘Ubaid r.a.
107. Abdullah bin Tariq al-Ba’lawi r.a.
108. Mas’ud bin Sa’ad r.a.
109. Abu Absi Jabr bin Amru r.a.
110. Abu Burdah Hani’ bin Niyyar al-Ba’lawi r.a.
111. Asim bin Thabit bin Abi al-Aqlah r.a.
112. Mu’attib bin Qusyair bin Mulail r.a.
113. Abu Mulail bin al-Az’ar bin Zaid r.a.
114. Umair bin Mab’ad bin al-Az’ar r.a.
115. Sahl bin Hunaif bin Wahib r.a.
116. Abu Lubabah Basyir bin Abdul Munzir r.a.
117. Mubasyir bin Abdul Munzir r.a.
118. Rifa’ah bin Abdul Munzir r.a.
119. Sa’ad bin ‘Ubaid bin al-Nu’man r.a.
120. ‘Uwaim bin Sa’dah bin ‘Aisy r.a.
121. Rafi’ bin Anjadah r.a.
122. ‘Ubaidah bin Abi ‘Ubaid r.a.
123. Tha’labah bin Hatib r.a.
124. Unais bin Qatadah bin Rabi’ah r.a.
125. Ma’ni bin Adi al-Ba’lawi r.a.
126. Thabit bin Akhram al-Ba’lawi r.a.
127. Zaid bin Aslam bin Tha’labah al-Ba’lawi r.a.
128. Rib’ie bin Rafi’ al-Ba’lawi r.a.
129. Asim bin Adi al-Ba’lawi r.a.
130. Jubr bin ‘Atik r.a.
131. Malik bin Numailah al-Muzani r.a.
132. Al-Nu’man bin ‘Asr al-Ba’lawi r.a.
133. Abdullah bin Jubair r.a.
134. Asim bin Qais bin Thabit r.a.
135. Abu Dhayyah bin Thabit bin al-Nu’man r.a.
136. Abu Hayyah bin Thabit bin al-Nu’man r.a.
137. Salim bin Amir bin Thabit r.a.
138. Al-Harith bin al-Nu’man bin Umayyah r.a.
139. Khawwat bin Jubair bin al-Nu’man r.a.
140. Al-Munzir bin Muhammad bin ‘Uqbah r.a.
141. Abu ‘Uqail bin Abdullah bin Tha’labah r.a.
142. Sa’ad bin Khaithamah r.a.
143. Munzir bin Qudamah bin Arfajah r.a.
144. Tamim (maula Sa’ad bin Khaithamah) r.a.
145. Al-Harith bin Arfajah r.a.
146. Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair r.a.
147. Sa’ad bin al-Rabi’ bin Amru r.a.
148. Abdullah bin Rawahah r.a.
149. Khallad bin Suwaid bin Tha’labah r.a.
150. Basyir bin Sa’ad bin Tha’labah r.a.
151. Sima’ bin Sa’ad bin Tha’labah r.a.
152. Subai bin Qais bin ‘Isyah r.a.
153. ‘Ubbad bin Qais bin ‘Isyah r.a.
154. Abdullah bin Abbas r.a.
155. Yazid bin al-Harith bin Qais r.a.
156. Khubaib bin Isaf bin ‘Atabah r.a.
157. Abdullah bin Zaid bin Tha’labah r.a.
158. Huraith bin Zaid bin Tha’labah r.a.
159. Sufyan bin Bisyr bin Amru r.a.
160. Tamim bin Ya’ar bin Qais r.a.
161. Abdullah bin Umair r.a.
162. Zaid bin al-Marini bin Qais r.a.
163. Abdullah bin ‘Urfutah r.a.
164. Abdullah bin Rabi’ bin Qais r.a.
165. Abdullah bin Abdullah bin Ubai r.a.
166. Aus bin Khauli bin Abdullah r.a.
167. Zaid bin Wadi’ah bin Amru r.a.
168. ‘Uqbah bin Wahab bin Kaladah r.a.
169. Rifa’ah bin Amru bin Amru bin Zaid r.a.
170. Amir bin Salamah r.a.
171. Abu Khamishah Ma’bad bin Ubbad r.a.
172. Amir bin al-Bukair r.a.
173. Naufal bin Abdullah bin Nadhlah r.a.
174. ‘Utban bin Malik bin Amru bin al-Ajlan r.a.
175. ‘Ubadah bin al-Somit r.a.
176. Aus bin al-Somit r.a.
177. Al-Nu’man bin Malik bin Tha’labah r.a.
178. Thabit bin Huzal bin Amru bin Qarbus r.a.
179. Malik bin Dukhsyum bin Mirdhakhah r.a.
180. Al-Rabi’ bin Iyas bin Amru bin Ghanam r.a.
181. Waraqah bin Iyas bin Ghanam r.a.
182. Amru bin Iyas r.a.
183. Al-Mujazzar bin Ziyad bin Amru r.a.
184. ‘Ubadah bin al-Khasykhasy r.a.
185. Nahhab bin Tha’labah bin Khazamah r.a.
186. Abdullah bin Tha’labah bin Khazamah r.a.
187. Utbah bin Rabi’ah bin Khalid r.a.
188. Abu Dujanah Sima’ bin Kharasyah r.a.
189. Al-Munzir bin Amru bin Khunais r.a.
190. Abu Usaid bin Malik bin Rabi’ah r.a.
191. Malik bin Mas’ud bin al-Badan r.a.
192. Abu Rabbihi bin Haqqi bin Aus r.a.
193. Ka’ab bin Humar al-Juhani r.a.
194. Dhamrah bin Amru r.a.
195. Ziyad bin Amru r.a.
196. Basbas bin Amru r.a.
197. Abdullah bin Amir al-Ba’lawi r.a.
198. Khirasy bin al-Shimmah bin Amru r.a.
199. Al-Hubab bin al-Munzir bin al-Jamuh r.a.
200. Umair bin al-Humam bin al-Jamuh r.a.
201. Tamim (maula Khirasy bin al-Shimmah) r.a.
202. Abdullah bin Amru bin Haram r.a.
203. Muaz bin Amru bin al-Jamuh r.a.
204. Mu’awwiz bin Amru bin al-Jamuh r.a.
205. Khallad bin Amru bin al-Jamuh r.a.
206. ‘Uqbah bin Amir bin Nabi bin Zaid r.a.
207. Hubaib bin Aswad r.a.
208. Thabit bin al-Jiz’i r.a.
209. Umair bin al-Harith bin Labdah r.a.
210. Basyir bin al-Barra’ bin Ma’mur r.a.
211. Al-Tufail bin al-Nu’man bin Khansa’ r.a.
212. Sinan bin Saifi bin Sakhr bin Khansa’ r.a.
213. Abdullah bin al-Jaddi bin Qais r.a.
214. Atabah bin Abdullah bin Sakhr r.a.
215. Jabbar bin Umaiyah bin Sakhr r.a.
216. Kharijah bin Humayyir al-Asyja’i r.a.
217. Abdullah bin Humayyir al-Asyja’i r.a.
218. Yazid bin al-Munzir bin Sahr r.a.
219. Ma’qil bin al-Munzir bin Sahr r.a.
220. Abdullah bin al-Nu’man bin Baldumah r.a.
221. Al-Dhahlak bin Harithah bin Zaid r.a.
222. Sawad bin Razni bin Zaid r.a.
223. Ma’bad bin Qais bin Sakhr bin Haram r.a.
224. Abdullah bin Qais bin Sakhr bin Haram r.a.
225. Abdullah bin Abdi Manaf r.a.
226. Jabir bin Abdullah bin Riab r.a.
227. Khulaidah bin Qais bin al-Nu’man r.a.
228. An-Nu’man bin Yasar r.a.
229. Abu al-Munzir Yazid bin Amir r.a.
230. Qutbah bin Amir bin Hadidah r.a.
231. Sulaim bin Amru bin Hadidah r.a.
232. Antarah (maula Qutbah bin Amir) r.a.
233. Abbas bin Amir bin Adi r.a.
234. Abul Yasar Ka’ab bin Amru bin Abbad r.a.
235. Sahl bin Qais bin Abi Ka’ab bin al-Qais r.a.
236. Amru bin Talqi bin Zaid bin Umaiyah r.a.
237. Muaz bin Jabal bin Amru bin Aus r.a.
238. Qais bin Mihshan bin Khalid r.a.
239. Abu Khalid al-Harith bin Qais bin Khalid r.a.
240. Jubair bin Iyas bin Khalid r.a.
241. Abu Ubadah Sa’ad bin Uthman r.a.
242. ‘Uqbah bin Uthman bin Khaladah r.a.
243. Ubadah bin Qais bin Amir bin Khalid r.a.
244. As’ad bin Yazid bin al-Fakih r.a.
245. Al-Fakih bin Bisyr r.a.
246. Zakwan bin Abdu Qais bin Khaladah r.a.
247. Muaz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah r.a.
248. Aiz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah r.a.
249. Mas’ud bin Qais bin Khaladah r.a.
250. Rifa’ah bin Rafi’ bin al-Ajalan r.a.
251. Khallad bin Rafi’ bin al-Ajalan r.a.
252. Ubaid bin Yazid bin Amir bin al-Ajalan r.a.
253. Ziyad bin Lubaid bin Tha’labah r.a.
254. Khalid bin Qais bin al-Ajalan r.a.
255. Rujailah bin Tha’labah bin Khalid r.a.
256. Atiyyah bin Nuwairah bin Amir r.a.
257. Khalifah bin Adi bin Amru r.a.
258. Rafi’ bin al-Mu’alla bin Luzan r.a.
259. Abu Ayyub bin Khalid al-Ansari r.a.
260. Thabit bin Khalid bin al-Nu’man r.a.
261. ‘Umarah bin Hazmi bin Zaid r.a.
262. Suraqah bin Ka’ab bin Abdul Uzza r.a.
263. Suhail bin Rafi’ bin Abi Amru r.a.
264. Adi bin Abi al-Zaghba’ al-Juhani r.a.
265. Mas’ud bin Aus bin Zaid r.a.
266. Abu Khuzaimah bin Aus bin Zaid r.a.
267. Rafi’ bin al-Harith bin Sawad bin Zaid r.a.
268. Auf bin al-Harith bin Rifa’ah r.a.
269. Mu’awwaz bin al-Harith bin Rifa’ah r.a.
270. Muaz bin al-Harith bin Rifa’ah r.a.
271. An-Nu’man bin Amru bin Rifa’ah r.a.
272. Abdullah bin Qais bin Khalid r.a.
273. Wadi’ah bin Amru al-Juhani r.a.
274. Ishmah al-Asyja’i r.a.
275. Thabit bin Amru bin Zaid bin Adi r.a.
276. Sahl bin ‘Atik bin al-Nu’man r.a.
277. Tha’labah bin Amru bin Mihshan r.a.
278. Al-Harith bin al-Shimmah bin Amru r.a.
279. Ubai bin Ka’ab bin Qais r.a.
280. Anas bin Muaz bin Anas bin Qais r.a.
281. Aus bin Thabit bin al-Munzir bin Haram r.a.
282. Abu Syeikh bin Ubai bin Thabit r.a.
283. Abu Tolhah bin Zaid bin Sahl r.a.
284. Abu Syeikh Ubai bin Thabit r.a.
285. Harithah bin Suraqah bin al-Harith r.a.
286. Amru bin Tha’labah bin Wahb bin Adi r.a.
287. Salit bin Qais bin Amru bin ‘Atik r.a.
288. Abu Salit bin Usairah bin Amru r.a.
289. Thabit bin Khansa’ bin Amru bin Malik r.a.
290. Amir bin Umaiyyah bin Zaid r.a.
291. Muhriz bin Amir bin Malik r.a.
292. Sawad bin Ghaziyyah r.a.
293. Abu Zaid Qais bin Sakan r.a.
294. Abul A’war bin al-Harith bin Zalim r.a.
295. Sulaim bin Milhan r.a.
296. Haram bin Milhan r.a.
297. Qais bin Abi Sha’sha’ah r.a.
298. Abdullah bin Ka’ab bin Amru r.a.
299. ‘Ishmah al-Asadi r.a.
300. Abu Daud Umair bin Amir bin Malik r.a.
301. Suraqah bin Amru bin ‘Atiyyah r.a.
302. Qais bin Mukhallad bin Tha’labah r.a.
303. Al-Nu’man bin Abdi Amru bin Mas’ud r.a.
304. Al-Dhahhak bin Abdi Amrub r.a.
305. Sulaim bin al-Harith bin Tha’labah r.a.
306. Jabir bin Khalid bin Mas’ud r.a.
307. Sa’ad bin Suhail bin Abdul Asyhal r.a.
308. Ka’ab bin Zaid bin Qais r.a.
309. Bujir bin Abi Bujir al-Abbasi r.a.
310. ‘Itban bin Malik bin Amru al-Ajalan r.a.
311. ‘Ismah bin al-Hushain bin Wabarah r.a.
312. Hilal bin al-Mu’alla al-Khazraj r.a.
313. Oleh bin Syuqrat r.a. (khadam Nabi s.a.w.)
Cara2 mengesan jin pd badan
Cara2 mengesan jin pd badan mengikut pandangan pengamal perubatan tradisional :
1. Kalau berada di dalam rumah, muka arah kiblat, dongak ke atas beberapa saat.
2. Pejam mata rapat2, baca Bismillah, dan niat nak tengok jin apa di badan kita. Tarik nafas dengan pelahan
3. Tundukkan kepala dan dengan perlahan buka kedua2 mata
4. Lihat bahagian pinggang kebawah
5. Sekiranya ada jin pada tubuh kita boleh mengetahuinya semasa membuka mata tadi dengan cara mengesan jenama jin tersebut
samada Lee, Levi's, Lee Cooper dan seumpamanya.
6. Teruskan membaca istighfar, jangan marah.. kalau marah² dah bukan jin, setan dah tu.
Selamat mencuba ya.... 😆✌
4 CARA MERAIH SYAFAAT RASULULLAH SAW
Kawe nk jual jgk...
Ni bisnes kawe..kecil-kecilan je..harap dpt bantuan..
Bulan Rabiul Awal, bulan kelahiran Baginda Rasulullah Muhammad SAW sudah meninggalkan kita. Bulan untuk kita mengingatkan rasa kecintaan kita kepada Rasulullah SAW. Meskipun kecintaan tersebut tidaklah semestinya dilakukan hanya pada bulan Rabiul Awal. Setidaknya kita diingatkan untuk mengenang jasa dan pengorbanan serta perjuangan Nabi SAW untuk menyebarkan Islam di atas muka bumi Allah SWT ini.
Pada TAZKIRAH hari ini akan menjelaskan sedikit cara bagaimana untuk mendapatkan Syafaat Rasulullah serta diakui sebagai umatnya nanti pada hari kiamat.
Untuk itu kita berusaha dengan bersungguh-sungguh untuk melayakkan diri kita meraih syafaat Rasulullah SAW. Adapun cara untuk meraih syafaat tersebut di antaranya adalah:
1. Menegakkan Risalah Islam Yang Di bawa Oleh Rasulullah SAW.
Allah SWT mengutus Muhammad SAW sebagai pembawa Risalah Islam di akhir zaman. Dan Islam adalah satu-satunya agama yang diterima di sisi Allah SWT. Firman Allah SWT dalam al-Qur'an dalam Surah Ali-Imran, ayat 85:
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Dan sesiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka tidak akan diterima daripadanya, dan ia pada hari akhirat kelak dari orang-orang yang rugi".
2. Mengikuti Sunnahnya Serta Meneladani Akhlak Dan Peribadinya.
Untuk mendapatkan syafaat Rasulullah SAW, maka kehidupan seorang muslim wajib mencontohi dan meneladani akhlak dan keperibadian Rasulullah yang agung. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Ahzab, ayat 21:
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
"Demi sesungguhnya, adalah bagi kamu pada diri Rasulullah SAW itu contoh ikutan yang baik, iaitu bagi orang yang sentiasa mengharapkan (keredaan) Allah SWT dan (balasan baik) hari akhirat, serta ia pula menyebut dan mengingati Allah banyak-banyak (dalam masa susah dan senang)".
Juga dalam Firman Allah SWT dalam Surah Al-Qalam, ayat 4:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
"Dan bahawa sesungguhnya engkau mempunyai akhlak yang amat mulia".
3. Memperbanyakkan Shalawat Ke atas Nabi Muhammad SAW.
Orang yang mengaku cinta kepada Rasulullah SAW dan mengharapkan syafaatnya, maka akan banyak bershalawat kepadanya. Dalam hal ini, Allah SWT berfirman dalam al-Qur'an dalam surah al-Ahzab ayat 56:
إِنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Dalam satu riwayat hadith Riwayat Imam Muslim, Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
“Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” [HR. Muslim]
4. Mencintai Nabinya, Ahli Baitnya (Keluarganya) Serta Sahabat-sahabatnya.
Kecintaan kepada Rasulullah bukan sahaja kepada Rasulullah seorang, akan tetapi kecintaan tersebut termasuk kepada ahli keluarganya serta para sahabatnya. Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Al Hakim berasal dari Zaid bin Arqam r.a., yang bermaksud:
".. Mereka (ahlul bait) adalah keturunanku, dicipta dari darah dagingku dan dikurniai pengertian serta pengetahuanku. Celakalah orang dari umatku yang mendustakan keutamaan mereka dan memutuskan hubungan denganku melalui (pemutusan hubungan dengan) mereka. Kepada orang-orang seperti ini, Allah SWT tidak akan menurunkan syafaatku (pertolonganku)". (HR al-Hakim).
Juga dalam hadith daripada Al Baraa’ bin ‘Aazib radhiyallaahu ‘anhu beliau berkata, bahawasanya Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang bermaksud:
“Tidaklah seseorang itu mencintai kaum Anshar melainkan dia adalah seorang mukmin, dan tidaklah membenci mereka kecuali melainkan ia adalah orang munafik.” (HR. Bukhari).
Ya Allah kurniakanlah kepada kami rasa kecintaan kepada Rasulullah SAW, Nabi akhir zaman yang memberi jalan petunjuk kebenaran kepada kami. Jadikan kami ya Allah untuk dapat mengikuti ajarannya dan Sunnahnya dalam hidup kami. Mudah-Mudahan kami tergolong sebagai umatnya yang layak mendapatkan syafaatnya nanti pada hari kiamat. Aamiinn Ya Robbal 'Aalamiin !!!!!
Wallahu A'lam
Panjang-panjangkan pada sahabat lain walau sepotong ayat walaupun hanya sekilas pandang….
Jazakumullahu khairanjaza’..
Doakan istiqamah serta Sehat wal Afiat.
Wassalam😊
TIDAK BERTANGGUH DALAM MELAKUKAN KEBAIKAN
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Renungan Pagi Isnin
4 Syawal 1436
20 Julai 2015
🌹
عن جابر رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رجل للنبي صلى الله عليه وسلم يَومَ أُحُد: أَرَأيتَ إنْ قُتِلتُ فَأَيْنَ أَنَا؟ قَالَ: ((في الجنَّةِ)) فَأَلْقَى تَمَرَاتٍ كُنَّ في يَدِهِ، ثُمَّ قَاتَلَ حَتَّى قُتِلَ. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
TERJEMAHAN
Dari Jabir رضي اللّه عنه melaporkan: Seorang lelaki bertanya kepada Nabi صلى الله عليه وسلم pada hari peperangan Uhud: Apa pandangan tuan jika saya gugur (dalam peperangan ini) di manakah saya (nanti di Akhirat)? Nabi menjawab: "Di dalam syurga". Lalu dia mencampakkan kurma di tangannya lalu bertempur sehingga syahid." (Mafhum HR Al Bukhari dan Muslim)
PENGAJARAN
1. Bersegera dalam melakukan kebaikan adalah digalakkan oleh Syara' kerana peluang tersebut tidak sentiasa ada,
2. Kecintaan para Sahabat رضي اللّه عنهم untuk membantu perjuangan Islam sehingga sanggup berkorban harta dan nyawa demi meraih keredhaan dan ganjaran di sisi Allah Taala. Sikap ini patut dicontohi oleh generasi berikutnya dalam menegakkan Syariat Islam.
SUNAT MEMULAKAN PERJALANAN JAUH (MUSAFIR) PADA HARI KHAMIS
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Renungan Pagi Khamis
28 Jamadulawal 1436H
19 Mac 2015
🚕⛵✈SUNAT MEMULAKAN PERJALANAN JAUH (MUSAFIR) PADA HARI KHAMIS
عن كعب بن مالك رضي الله عنه أنَّ النبيَّ صلى الله عليه وسلم خَرَجَ في غَزْوَةِ تَبُوكَ يَوْمَ الخَمِيس، وَكَانَ يُحِبُّ أنْ يَخْرُجَ يَوْمَ الْخَميسِ. متفقٌ عَلَيْهِ.
وفي رواية في لأبي داود: لقَلَّمَا كَانَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم يَخْرُجُ إِلا في يَوْمِ الخَمِيسِ.
Dari Ka'ab Bin Malik رضي الله عنه bahawasanya Nabi صلى الله عليه وسلم telah keluar untuk menyertai peperangan Tabuk pada hari Khamis dan Baginda suka untuk keluar bermusafir pada hari Khamis. (Mafhum HR Al Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat oleh Abu Daud: Nabi صلى الله عليه وسلم sangat jarang keluar (untuk musafir) kecuali pada hari Khamis. "
PENGAJARAN
1. Digalakkan memilih hari Khamis sebagai hari untuk memulakan perjalanan jauh,
2. Antara kemudahan orang yang musafir pada hari Khamis adalah dia tidak diwajibkan untuk solat Jumaat keesokannya jika dia masih dalam keadaan musafir (dengan syarat mesti kurang daripada 4 hari dan 4 malam).
SEDEKAH YANG PALING BESAR PAHALANYA
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Renungan Pagi Rabu
4 Jamadulakhir 1436H
25 Mac 2015
💰SEDEKAH YANG PALING BESAR PAHALANYA
عن أبي هريرة رضي الله عنه، قَالَ: جاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: يَا رسولَ الله، أيُّ الصَّدَقَةِ أعْظَمُ أجْرًا؟ قَالَ: ((أنْ تَصَدَّقَ وَأنتَ صَحيحٌ شَحيحٌ، تَخشَى الفَقرَ وتَأمُلُ الغِنَى، وَلا تُمهِلْ حَتَّى إِذَا بَلَغتِ الحُلقُومَ قُلْتَ لِفُلان كذا ولِفُلانٍ كَذا، وقَدْ كَانَ لِفُلانٍ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه melaporkan: Seorang lelaki telah datang kepada Nabi صلى الله عليه وسلم lalu bertanya: Apakah sedekah yang paling banyak pahala? Maka RasululLah صلى الله عليه وسلم menjawab: "(Sedekah yang paling banyak pahala) adalah engkau bersedekah semasa sihat dan sayangkan harta, kamu bimbang jatuh fakir dan bercita-cita untuk kaya. Janganlah kamu melengahkan (untuk beramal) kelak apabila nyawa sudah berada di kerongkong kamu pun mengatakan harta ini (untuk disedekahkan) kepada si fulan dan harta itu pula untuk si fulan sedangkan pada harta itu harta peninggalanmu telah menjadi milik si fulan (waris selepas kematian kamu)." (Mafhum HR Al Bukhari dan Muslim)
PENGAJARAN
1. Pahala sedekah semasa sihat adalah besar kerana pada waktu itu si pemilik harta berhasrat untuk "enjoy" dengan hartanya itu dan risau jatuh miskin kalau disedekahkan kepada pihak lain,
2. Perlu pulun untuk menggandakan amalan seperti sedekah semasa hayat masih ada kerana pahalanya lebih besar berbanding sedekah yang dihulurkan selepas mati seperti l sabda Nabi صلى الله عليه وسلم (mafhumnya): "Sedekah 1 dirham yang dilakukan semasa hayat masih ada adalah lebih afdhal dari sedekah sebanyak 100 dirham selepas kematian."
JANGAN BERLENGAH DALAM BERAMAL
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Renungan Pagi Khamis
5 Jamadulakhir 1436H
26 Mac 2015
🌵JANGAN BERLENGAH DALAM BERAMAL
عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن رَسُول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((بَادِرُوا بِالأعْمَال فتنًا كقطَعِ اللَّيْلِ المُظْلِمِ، يُصْبحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، وَيُمْسِي مُؤمِنًا ويُصبحُ كَافِرًا، يَبيعُ دِينَهُ بعَرَضٍ مِنَ الدُّنيا)). رواه مسلم.
PENGAJARAN
1. Kita mestilah bersegera dalam melaksanakan ketaatan dan menambah amalan sebelum timbulnya halangan2 yang menegah daripada melakukannya,
2. Fitnah (cabaran) keduniaan akhir zaman adalah sangat dahsyat sehingga boleh menggoyangkan aqidah. Oleh itu setiap orang perlu memantapkan aqidahnya dari semasa ke semasa.
BERSIKAP BENAR SUATU KETENANGAN & BERDUSTA SUATU KERESAHAN
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Renungan Pagi Sabtu
7 Jamadulakhir 1436H
28 Mac 2015
🌾BERSIKAP BENAR SUATU KETENANGAN & BERDUSTA SUATU KERESAHAN
عن أبي محمد الحسن بنِ عليِّ بن أبي طالب رضي الله عنهما قَالَ: حَفظْتُ مِنْ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: ((دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لا يَرِيبُكَ؛ فإنَّ الصِّدقَ طُمَأنِينَةٌ، وَالكَذِبَ رِيبَةٌ)). رواه الترمذي، وَقالَ: ((حديث صحيح)).
PENGAJARAN
1. Kita perlu meninggalkan perkara yang meragukan dari sudut status hukum (syubhah) bahkan hanya memilih perkara yang diyakini halalnya sahaja,
2.Ini kerana orang yang menghindari perkara syubhah (yang samar-samar hukumnya) telah menjaga maruah agama dan kehormatannya,
3. Syara' menganjurkan supaya bertanya kepada hati naluri yang suci bila dalam keadaan ragu-ragu kerana jiwa seorang Mukmin berasa tenang jika bersikap benar dan berasa resah jika bersikap dusta.
MENUNJUK AJAR JALAN KEBAIKAN
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Renungan Pagi Isnin
9 Jamadulakhir 1436H
30 Mac 2015
🌾MENUNJUK AJAR JALAN KEBAIKAN
عن أبي هريرة رضي الله عنه أنَّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((مَنْ دَعَا إِلَى هُدىً كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا)). رواه مسلم.
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahawasanya RasululLah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Barangsiapa yang mengajak ke arah petunjuk maka baginya pahala seperti sama pahala orang yang mengikut tunjuk ajarnya tanpa dikurang sedikitpun daripada pahala yang mereka (yang mendapat tunjuk ajar itu) perolehi." (Mafhum HR Muslim)
PENGAJARAN
1. Kelebihan mengajak manusia ke arah kebaikan walaupun terpaksa berhadapan dengan keengganan mereka sedikit ataupun banyak (mungkin berjaya atau sebaliknya),
2. Bagi pendakwah adalah pahala amalan sama seperti mereka yang menerima tunjuk ajarnya tanpa dikurangkan sedikitpun. Ini merupakan tanda keagungan anugerah Allah dan kemurahanNya kepada para pendakwah dan pembimbing ke arah kebaikan.
Petua : Isteri-isteri sentiasa macam anak dara
Petua : Isteri-isteri sentiasa macam anak dara
PETUA DARI Dr. Fatimah Az-Zahra
Ustazah menurunkan petua untuk kaum ibu menjaga diri agar sentiasa jadi macam 'abqaro' menurut ayat di dalam Surah al-Waqiah. ('Abqaro' ini bermaksud perawan yang sentiasa menjadi perawan)
Ayat ini elok untuk diamalkan setiap hari oleh kaum ibu untuk menjaga kesihatan luar dan dalam.
Caranya: Lepas solat Isya', ambil air segelas, baca Al-Fatihah sekali, Ayatul Qursi sekali dan Surah Al-Waqiah ayat 35-38 sebanyak 7 kali.
Tiup dalam air dan minum. Niat dlm hati utk menjaga kecantikan diri & utk kebahagiaan rumahtangga.
Makna surah Al-Waqiah ayat 35-38:
(56.35) Sesungguhnya Kami telah menciptakan isteri-isteri mereka dengan ciptaan istimewa,
(56.36) Serta Kami jadikan mereka sentiasa dara (yang tidak pernah disentuh),
(56.37) Yang tetap mencintai jodohnya, serta yang sebaya umurnya,
(56.38) (Semuanya itu disediakan) bagi puak kanan.
Sebarkan kepada kaum ibu dan isteri tuan2 semoga ada manafaatnye
KEKAYAAN HAKIKI
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Renungan Pagi Selasa
10 Jamadulakhir 1436H
31 Mac 2015
🌵
عن أَبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((لَيْسَ الغِنَى عَن كَثرَةِ العَرَض، وَلكِنَّ الغِنَى غِنَى النَّفْسِ)). متفقٌ عَلَيْهِ.
TERJEMAHAN
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahawasanya RasululLah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Bukanlah kekayaan itu dengan sebab banyaknya hartabenda, tetapi kaya itu adalah kerana kayanya jiwa." (Mafhum HR Al Bukhari dan Muslim)
PENGAJARAN
1. Islam menggalakkan umatnya supaya jangan tamak haloba terhadap harta dunia sehingga mengabaikan perintah agama,
2. Islam juga menyuruh umatnya supaya bersifat merasa cukup dengan apa yang ada dan tidak meminta-minta daripada orang lain kerana ianya boleh menjatuhkan maruah diri,
3. Kekayaan sebenar yang diiktiraf oleh Allah bukanlah kaya hartabenda tetapi kaya jiwa seperti seorang yang mempunyai ilmu yang diredhai Allah dan beramal dengannya.
💞Assalammualaikum dan Selamat Pagi Sahabatku...Semoga kita tidak digolongkan dlm kalangan manusia yg mencintai Dunia semata-mata...manakala akhirat diabaikan...marilah kita menjadi manusia yg sederhana dlm kehidupan...Semoga kita selamat dunia dan akhirat....Aamiin
📚KISAH MENGHARUKAN, ISTRI SAHABAT NABI MENANGIS TAK PUNYA KAIN KAFAN.
Wanita itu menyadari bahwa suaminya akan
wafat, tak lama lagi. Butir-butir air mata mulai membasahi pipinya.
“Mengapa engkau menangis?” tanya lelaki itu,yang tak lain adalah Abu Dzar Al Ghifari
radhiyallahu ‘anhu.
“Bagaimana mungkin aku tidak menangis,
sementara engkau akan wafat dan aku tidak
punya kain untuk dijadikan kafan…” jawabnya sedih.
“Jangan menangis, bergembiralah. Sebab saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
‘Akan wafat seorang laki-laki diantara kalian di tanah gersang, disaksikan sekelompok orang beriman.’
Para sahabat yang mendengar hadits ini, semuanya telah meninggal di kota, di
kampung, atau di tempat lain. Tinggallah aku yang kini akan meninggal di tanah gersang ini.”
Abu Dzar sengaja mengasingkan diri di tanah gersang perbatasan Madinah dan Rabdzah. Sebab, sahabat yang zuhud ini tak mau terkena fitnah dunia. Umat Islam saat itu telah mencapai kemenangan dan perluasan wilayah.
Ia melihat banyak orang hidup mewah dan
meninggalkan kesederhanaan.
Ia telah berdakwah dan mengajak khalifah untuk menggerakkan umat Islam kembali hidup sederhana seperti pada zaman Nabi SAW, namun
dakwahnya yang ‘tegas’ dipandang sahabat lain
tidak tepat dengan keadaan masyarakat pada masa itu.
Akhirnya dia pun mengasingkan diri, demi
persatuan umat Islam.
Beberapa saat kemudian sang istri keluar dari tempat tinggal mereka dan melihat ke kanan dan ke
kiri. Dan dengan izin Allah, rupanya ada
rombongan musafir yang melintasi tempat itu.
“Tolong, lelaki muslim meninggal, kafanilah
dia.”
“Siapa laki-laki ini?” tanya para musafir.
“Abu Dzar Al Ghifari.”
“Sahabat Rasulullah?”
“ya..”
Dengan penuh haru mereka pun mendatangi
Abu Dzar Al Ghifari. Salah seorang pemuda
kebetulan membawa kain pemberian ibunya.
Kain itulah yang dipakai untuk mengkafani Abu
Dzar Al Ghifari.
Bukan hanya Abu Dzar Al Ghifari yang kesulitan
mendapatkan kain kafan saat wafat.
Mush’ab bin Umair pun mengalami hal yang sama. Saat dia syahid pada perang uhud, hanya ada sehelai
kain pendek sebagai kafannya. Ketika
ditutupkan ke kepalanya, kakinya kelihatan.
Ketika ditutupkan ke kakinya, kepalanya
kelihatan. Dengan penuh terharu Rasulullah SAW
memutuskan, “tutupkan ke kepalanya.”
Rasulullah tak mampu menahan air matanya.
Dan para sahabat… tangis mereka juga
menyaksikan pemakaman pemuda yang rela meninggalkan kekayaannya demi Islam itu.
Tentu ada sahabat lain yang seperti mereka.
Yang hidup sederhana, bahkan secara material
kekurangan. Namun mereka adalah manusia
mulia yang banyak berjasa bagi Islam... sekaligus begitu dekat dengan Allah Azza wa Jalla.
Sahabat-sahabat yang kaya seperti Utsman bin
Affan iri hati kepada mereka. Karena itu menjelang akhir hayatnya Utsman banyak menangis.
Mush’ab bin Umair lebih baik dari kita, tetapi dia hanya dikafani dengan kain yang tak cukup menutup seluruh tubuhnya.
Sementara kita…...dunia dihamparkan kepada kita…”
Semoga kisah ini menjadi panduan kpd kita semua....😔
Wassalam....i❤islam
MENJAGA MARUAH DIRI DENGAN BERSABAR
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Renungan Pagi Rabu
11 Jamadulakhir 1436H
1 April 2015
🌺
عن أبي سَعيد سعدِ بن مالكِ بنِ سنانٍ الخدري رضي الله عنهما: أَنَّ نَاسًا مِنَ الأَنْصَارِ سَألوا رسولَ الله صلى الله عليه وسلم فَأعْطَاهُمْ، ثُمَّ سَألوهُ فَأعْطَاهُمْ، حَتَّى نَفِدَ مَا عِندَهُ، فَقَالَ لَهُمْ حِينَ أنْفْقَ كُلَّ شَيءٍ بِيَدِهِ: ((مَا يَكُنْ عِنْدي مِنْ خَيْر فَلَنْ أدَّخِرَهُ عَنْكُمْ، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفهُ اللهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللهُ. وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأوْسَعَ مِنَ الصَّبْر)). مُتَّفَقٌ عليه.
TERJEMAHAN
Dari Abu Said aitu Sa'ad bin Malik bin Sinan al-Khudri رضي الله عنهما bahawasanya ada beberapa orang dari kaum Anshar meminta pemberian daripada Rasulullah صلى الله عليه وسلم, lalu beliau memberikan sesuatu pada mereka itu, kemudian mereka meminta lagi dan baginda pun memberinya pula sehingga habislah harta yang ada di sisinya, kemudian setelah habis membelanjakan segala sesuatu dengan tangannya itu baginda bersabda: "Apa saja kebaikan - yakni harta - yang ada di sisiku, maka tidak sekali-kali akan kusimpan sehingga tidak kuberikan padamu semua, tetapi oleh sebab sudah habis, maka tidak ada yang dapat diberikan. Barangsiapa yang menjaga diri - daripada meminta-minta dari orang lain, maka akan diberi kecukupan rezeki oleh Allah dan barangsiapa yang merasa dirinya cukup maka akan diberi kekayaan oleh Allah - kaya hati dan jiwa - dan barangsiapa yang berlaku sabar maka akan dikurniakan kesabaran oleh Allah. Tiada seorangpun yang diberikan suatu kurniaan yang lebih baik serta lebih luas daripada kurniaan kesabaran itu." (Mafhum HR Al Bukhari dan Muslim)
PENGAJARAN
1. Betapa pemurahnya Nabi صلى الله عليه وسلم yang memberikan apa sahaja yang Baginda ada untuk membantu para Sahabat yang berada di dalam kesusahan,
2. Walaupun sikap meminta-minta dibenarkan lebih2 lagi bila berada di dalam kesusahan tetapi jika seseorang itu dapat bersabar dan berusaha itu adalah lebih baik baginya demi menjaga maruah diri,
3. Orang yang sanggup bersabar dalam menghadapi kesusahan adalah orang memperoleh kebaikan sebenar dalam agama (mendapat ganjaran yang besar dari Allah Taala).
SELESAIKAN PENGANIAYAAN YANG PERNAH DILAKUKAN
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Renungan Pagi Khamis
12 Jamadulakhir 1436H
2 April 2015
🌵
عن أَبي هريرة رضي الله عنه عن النَّبيّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلمَةٌ لأَخِيه، مِنْ عِرضِهِ أَوْ مِنْ شَيْءٍ، فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ قبْلَ أنْ لا يَكُونَ دِينَار وَلا دِرْهَمٌ؛ إنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلمَتِهِ، وَإنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيهِ)). رواه البخاري.
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: "Barangsiapa yang pernah menganiaya saudaranya terhadap maruah atau apa sahaja hendaklah dia minta halal/maaf daripadanya sebelum datangnya hari yang matawang dinar dan dirham sudah tidak berguna lagi (untuk menebus kesalahan). Jika dia (si penzalim) mempunyai amal soleh maka akan diambil mengikut kadar penganiayaan yang pernah dilakukan. Dan jika tiada amal kebaikan maka dia akan mengambil dosa orang yang pernah dianiaya dengan menanggungnya." (Mafhum HR Al Bukhari)
PENGAJARAN
1. Islam melarang sebarang penganiayaan/kezaliman dilakukan sesama makhluk seperti seorang yang berkuasa terhadap mereka yang lemah dan sebagainya,
2. Orang yang dianiaya tanpa mendapat pembelaan di dunia pasti akan mendapat haknya di mahkamah Rabbul Jalil,
3. Selain dosa besar yang ditanggungnya, orang yang menzalimi orang lain pasti akan mendapat kesusahan yang tidak terhingga di Akhirat kelak.izp
MENGGANTIKAN IBADAH YANG LUPUT MASANYA DI WAKTU LAIN
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Renungan Pagi Jumaat
13 Jamadulakhir 1436H
3 April 2015
🌾
عن عائشة رضي الله عنها، قَالَتْ: كَانَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم إِذَا فَاتَتْهُ الصَّلاةُ مِنَ اللَّيلِ مِنْ وَجَعٍ أَوْ غَيرِهِ، صَلَّى مِنَ النَّهارِ ثنْتَيْ عَشرَةَ رَكْعَةً. رواه مسلم.
Dari 'Aisyah رضي الله عنها melaporkan: bahawa RasululLah صلى الله عليه وسلم apabila terluput solat malam dek kerana sakit dan lainnya, Baginda akan solat sunat 12 rakaat pada waktu siang (sebagai ganti)." (Mafhum HR Muslim)
PENGAJARAN
1. Diharuskan untuk menggantikan (qadha') solat malam yang ditinggalkan pada waktu yang lain. Begitu juga solat2 sunat yang lain. Dalam hadith yang lain disebutkan: "Barangsiapa tidak solat witir kerana tidur atau lupa, hendaklah dia melakukannya di waktu pagi atau ketika teringat." (Mafhum HR Abu Daud)
2. Apatah lagi jika ibadah fardhu/wajib yang ditinggalkan seperti solat 5 waktu, puasa Ramadhan, zakat dll ianya mestilah digantikan terutama semasa hayat masih ada kerana ianya adalah hutang dengan Allah yang perlu dilunaskan (Mafhum Hadith).
KETAATAN MUTLAK KEPADA PERINTAH AGAMA
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Renungan Pagi Sabtu
14 Jamadulakhir 1436H
4 April 2015
عن أبي هريرةَ رضي الله عنه عن النَّبيّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((دَعُونِي مَا تَرَكْتُكُمْ، إِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ سُؤالِهِمْ واخْتِلافُهُمْ عَلَى أنْبيَائِهِمْ، فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْء فَاجْتَنِبُوهُ، وَإِذَا أمَرْتُكُمْ بشيءٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
TERJEMAHAN
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: "Turutilah apa yang aku tinggalkan kepada kamu. Bahawasanya telah binasa umat sebelum kamu kerana banyak soalan dan pertikaian terhadap Nabi-nabi mereka. Maka apabila aku menegah daripada kamu hendaklah kamu hindari. Dan apabila aku memerintahkan dengan suatu perintah hendaklah kamu laksanakan sebaik mungkin." (Mafhum HR Al Bukhari dan Muslim)
PENGAJARAN
1. Segala perintah agama hendaklah dipatuhi tanpa berbelah bahagi dan tidak perlu menimbulkan persoalan-persoalan yang tidak sepatutnya sehingga menyusahkan diri untuk beramal. Ini kerana Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-hambaNya,
2. Oleh yang demikian, segala jenis hukum Syara' sama ada dalam bentuk suruhan atau larangan hendaklah dipatuhi sebaik mungkin sebagai bukti kehambaan kepada Allah Taala.
PANDUAN RINGKAS SOLAT GERHANA & KHUTBAHNYA
Lafaz Niat Solat Sunat Gerhana Bulan
أُصَلِّى سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَينِ للهِ تَعَالَى
Ertinya : “ Sahaja aku solat sunat gerhana bulan dua rakaat kerana Allah Taala.”
Lafaz Niat Solat Sunat Gerhana Matahari
أُصَلِّى سُنَّةَ الْكُسُوفِ رَكْعَتَينِ للهِ تَعَالَى
Ertinya : “ Sahaja aku solat sunat gerhana matahari dua rakaat kerana Allah Taala.”
Cara & Bilangan Rakaat
Terdapat 3 cara melaksanakan solat sunat gerhana iaitu;
i. Yang terlebih sempurna ialah dilakukan 2 rakaat dengan setiap rakaat 2 ruku’ dan 2 qiyamyang dipanjangkan bacaan surah dan tasbihnya pada kedua-dua rakaat (Kesimpulannya: jumlah ruku’, qiyam dan sujud adalah sebanyak 4 kali dalam dua rakaat solat sunat gerhana). Ini adalah cara yang dilakukan oleh Rasulullah s.a.w. bersama para sahabatnya dan melibatkan masa yang amat panjang. Kadar panjang bacaan surah ialah surah al-Baqarah (286 ayat) dalam qiyam pertama, sirah Aali Imran (200 ayat) dalam qiyam kedua, surah al-Nisa’ (176 ayat) dalam qiyam ketiga, dan surah al-Ma’idah (120 ayat) dalam qiyam keempat). Kadar panjang tasbih ialah sekadar bacaan 100 ayat dalam ruku’ dan sujud pertama, sekadar bacaan 90 ayat dalam ruku’ dan sujud kedua, sekadar bacaan 70 ayat dalam ruku’ dan sujud ketiga, dan sekadar bacaan 50 ayat dalam ruku’ dan sujud keempat.
ii. Yang lebih sempurna dilakukan 2 rakaat dengan 2 kali ruku’ dan 2 kali qiyam, dengan tidak dipanjangkan bacaan pada kedua-dua rakaat. Ini adalah cara yang sederhana dan tidak memakan masa yang lama.
iii. Sekurang-kurangnya 2 rakaat seperti solat sunat biasa. Ini adalah cara dan bilangan rakaat yang paling minimum dan melibatkan tempoh yang singkat.
Huraian Cara Kedua (Sederhana Panjang)
Berikut adalah huraian cara solat gerhana dalam tempoh yang sederhana iaitu sekitar 30-40 minit berdasarkan pengalaman menunaikan solat gerhana bulan pada hari Selasa 15 Syaaban 1428 bersamaan 28 Ogos 2007 lalu. Turut dicadangkan bacaan surah-surah pilihan daripada juzuk ke-30 yang lebih dikenali di kalangan masyarakat kita dengan ’ayat-ayat lazim’.
(Rakaat Pertama)
1. Takbiratul Ihram.
2. Membaca doa iftitah.
3. Membaca Isti’azah. (أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ)
4. Membaca surah al-Fatihah.
5. Membaca surah dalam qiyam pertama. Dicadangkan membaca surah surah al-Baqarah (ayat 1-25) atau surah al-A’laa (19 ayat).
6. Ruku’ (pertama) dan membaca tasbih (100 kali tasbih).
7. Iktidal dan qiyam kedua, membaca surah al-Fatihah dan surah. Dicadangkan membaca surah al-Baqarah (ayat 26-48) atau surah al-Ghaasyiyah (26 ayat).
8. Ruku’ (kedua) dengan membaca tasbih (90 kali tasbih).
9. Iktidal.
10. Sujud (pertama) dan membaca tasbih (100 kali tasbih).
11. Duduk antara 2 sujud (sunat dipanjangkan tempohnya).
12. Sujud (kedua) dan membaca tasbih (90 kali tasbih).
13. Berdiri ke rakaat kedua.
(Rakaat Kedua)
1. Qiyam ketiga dan membaca surah al-Fatihah.
2. Membaca surah. Dicadangkan membaca surah al-Baqarah (ayat 49-61) atau surah al-Syams (15 ayat).
3. Ruku’ (ketiga) dan membaca tasbih (70 kali tasbih).
4. Iktidal dan qiyam keempat, membaca surah al-Fatihah dan membaca surah. Dicadangkan membaca surah al-Baqarah (ayat 62-74) atau surah al-Zalzalah (8 ayat).
5. Ruku’ (keempat) dengan membaca tasbih (50 kali tasbih).
6. Iktidal.
7. Sujud (ketiga) dan membaca tasbih (70 kali tasbih).
8. Duduk antara 2 sujud (sunat dipanjangkan tempohnya).
9. Sujud (keempat) dan membaca tasbih (50 kali tasbih).
10. Membaca tasyahhud akhir.
11. Memberi salam & imam bangun menyampaikan dua khutbah.
RUJUKAN
Abdul Karim Zaidan, Ensiklopedia hukum wanita dan keluarga, Kajian mendalam masalah wanita & keluarga dalam perspektif syariat Islam. Pustaka Dini.
al-Dimyāti al-Bakri, Abū Bakr bin ‘Uthmān bin Muhammad Shattā, Hāshiyat i‘ānat al-tālibin, 1995, Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, jil. 1, hlm. 448.
Ibn Qayyim al-Jawziyyah, Zād al-ma‘ād fi hady Khayr al-‘ibād, 1994, Cet. ke-27, Beirut: Mu’assasat al-Risālah, jil. 1, hlm. 450-456.
Ibn Qudāmah, Muwaffaq al-Din Abū Muhammad ‘Abd Allah bin Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Qudāmah, al-Mughni, 1992, Cet. ke-2, Kaherah: Hajar li al-Tibā‘ah wa al-Nashr wa al-Tawzi‘ wa al-I‘lān, jil. 3, hlm. 321-333.
al-Nawawi, Yahyā bin Sharaf, al-Azkār, 1991, cet. ke-3, Madinah: Maktabat Dār al-Turāth & Damsyik: Dār Ibn Kathir, hlm. 291-293.
al-Nawawi, Yahyā bin Sharaf, al-Majmū‘, t.th, Jeddah: Maktabat al-Irshād, jil. 5, hlm. 50-68.
al-Shāfi’i, Taqiy al-Din Abū Bakr bin Muhammad al-Husayni al-Husni al-Dimashqi, Kifāyat al-akhyār fi hall qhāyat al-ikhtisār, 1991, Beirut: Dār al-Khayr, hlm. 151-152.
AJARAN ISLAM ADALAH UNTUK IKUTAN BUKAN REKAAN
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Renungan Pagi Ahad
15 Jamadulakhir 1436H
5 April 2015
عَنْ أُمِّ المُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ االلهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ االلهِ صَلَّى االلهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّم : (( مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ )) . رواه البخاري ومسلم وفي روایة لمسلم: ((مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَليهُ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ))
Dari Ummu al-Mukminin, Ummu Abdullah 'Aisyah رضي عنها االله beliau berkata: RasululLah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu perkara dalam urusan kita ini, yang
bukan daripadanya, maka ia tertolak."
(Mafhum HR al-Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat Muslim disebutkan: "Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada asal usul dengan agama kita, maka ia tertolak."
PENGAJARAN
1. lslam adalah agama yang sudah sempurna dasar dan prinsipnya. la tidak perlu ditokok tambah lagi. Sebarang tokok tambah, ubah suai atau pengurangan yang bertentangan dengan usul agama adalah dikategorikan sebagai bid'ah (rekaan) yang diharamkan, yang ditolak dan sesat.
2. Yang dimaksudkan dengan bid'ah ialah segala perkara yang tidak berdasarkan usul agama, seumpama mereka cipta cara beribadat tertentu, seperti sembahyang cara baru, upacara keagamaan baru dan
sebagainya.
3. Setiap muslim mestilah menjauhkan diri daripada terjebak dalam perbuatan bid'ah sesat, kerana ia boleh membawa kepada kehancuran diri, agama dan setengahnya pula membawa kepada kufur. Cukuplah baginya berpegang teguh dengan apa yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW, demi menjamin kesejahteraan hidupnya di dunia dan akhirat.
KISAH PUTERI SYAH KIRMANI
(Seorang Gadis Yang Tinggi Tawakkalnya Kepada Allah)
Syah bin Syuja’ adalah seorang sufi yang berasal dari keluarga bangsawan di kota Kirmani, sebuah kota di Parsi. Beliau biasa dipanggil sebagai Syah Kirmani. Beliau memiliki dua orang anak, laki-laki dan perempuan.
Meskipun masih remaja keduanya mempunyai kecerdasan kerohanian yang luar biasa. Barangkali mereka memang mewarisi sifat ayahanda mereka melalui tarbiah dan didikan agama yang begitu baik sekali.
Seorang puteri Syah bin Syuja’ telah dipingitnya (tidak boleh keluar rumah) selama 20 tahun. Apabila usianya sudah sampai 20 tahun maka para anak-anak menteri di kota Kirmani ramai yang datang untuk melamarnya. Sebagai orang tua, tentu saja Syah bin Syuja’ merasa senang ramai yang meminang puterinya.
Tetapi, di sisi lain Syah bin Syuja’ merasa sedih dan bimbang, memikirkan "siapakah jodoh puterinya itu yang sebenarnya?"
Maka kepada para anak-anak menteri yang melamar puterinya itu Syah bin Syuja’ meminta waktu 3 hari untuk
memutuskannya.
Setelah Syah bin Syuja’ pergi menjelajah dari masjid ke masjid tibalah dia di salah satu masjid yang sedang solat salah seorang guru sufi didalamnya.
Guru sufi itu ternyata bukan lain adalah anak murid kepada Syah Kirmani itu sendiri. Syah bin Syuja’ kemudian segera menemuinya.
bertanya ;
"Apakah engkau telah berkeluarga?”
“Belum, wahai Syeikh” jawab guru sufi
tersebut .
“Mahukah engkau seorang isteri yang solehah ?” tanya Syah bin Syuja’
“ Siapa yang kamu mahu menikahkan puterinya kepadaku? .. Hartaku hanyalah tiga dirham” jawab guru sufi tersebut.
“Akan kuserahkan puteriku kepadamu” jawab Syah bin Syuja’.
"Layakkah saya untuk bernikah dengan anak perempuanmu sedangkan saya adalah seorang lelaki yang miskin", kata guru sufi itu seolah tidak percaya dirinya ingin dinikahkan dengan anak perempuan syeikhnya sendiri.
"Dari tiga dirham yang engkau miliki itu, belanjakanlah satu dirham untuk roti, satu dirham untuk minyak mawar, dan satu dirham untuk pengikat tali perkawinan(mahar)” lanjut Syah bin Syuja’.
Akhirnya mereka bersepakat dan setuju. Malam itu juga Syah bin Syuja’ menghantar puterinya ke rumah guru sufi itu. Keduanya pun di nikahkan. Kini keduanya telah menjadi suami-isteri.
Ketika memasuki rumah sang suami buat pertama kali , puteri Syah bin Syuja’ melihat sepotong roti kering di sebuah kendi berisi air.
“Roti apakah ini??” tanya nya kepada suaminya
“Roti kelmarin yang kusimpan untuk buka puasa hari ini” jawab guru sufi yang memang terbiasa dengan amalan puasa sunat.
Mendengar jawapan itu, tiba-tiba si gadis hendak meninggalkan rumah guru sufi tersebut.
Guru sufi pun pasrah seraya berkata:
“ Sudah kusedari bahawa puteri Syah Kirmani tidak akan sanggup hidup bersamaku yang miskin ini”
Puteri Syah bin Syuja’ menjawab ;
“ Aku meninggalkanmu bukan kerana sedikitnya
hartamu, tetapi kerana lemahnya iman dan kepercayaanmu sehingga engkau menyimpan roti kelmarin dan tidak percaya bahawa Allah akan memberi kamu rezeki setiap hari” kata puteri Syah bin Syuja’ dengan penuh serius.
Guru sufi tersebut sangat terkejut mendengar jawapan isterinya. Ada seorang perempuan yang jauh lebih tinggi berserah diri dan tawakkalnya kepada Allah.
Setelah terdiam sejenak isterinya melanjutkan perkataannya, ;
“ Aku jadi hairan kepada ayahku, 20 tahun lamanya dia memingitku ( mentarbiyah dan menjaganya di dalam rumah) dan mengatakan
"Akan kunikahkan engkau dengan orang lelaki yang bertakwa kepada Allah.., tetapi ternyatanya dia menyerahkanku kepada seseorang yang tidak pasrah kepada Allah untuk makanannya sehari-hari”
Apakah kesalahanku ini dapat diperbaiki?” guru sufi bertanya.
"Boleh” jawab puteri Syah bin Syuja’.
“Pilihlah satu diantara dua, aku atau roti kering itu?!”.
Akhirnya suaminya memilih isterinya dan memberi roti itu sebagai sedekah kepada fakir miskin.
Inilah natijah didikan yang sempurna yang telah diberikan oleh seorang ayah kepada anak perempuannya sehingga seorang gadis memiliki keyakinan dan tawakkal yang tinggi terhadap rezeki Allah .
Sedikit pun tidak ragu-ragu dari mana rezeki akan datang kerana ia
sesuatu yang telah dijamin keatas setiap manusia oleh Allah.
Allah berfirman;
"-Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu. Dan yang di janjikan kepadamu: kebaikan, kejahatan, pahala, siksa, dan lain-lain, semua itu telah tertulis dan ditentukan.
-Allah bersumpah demi diri-Nya yang mulia bahwasanya apa yang dijanjikan kepadamu itu adalah benar2(akan terjadi) maka janganlah kamu ragu kepadaNya sebagaimana kamu tidak ragu dalam perkataan yang kamu ucapkan." - (22-23)- 51 Az-zariyat
"Dan perintahkanlah keluargamu serta umatmu mengerjakan sembahyang, dan hendaklah tekun bersabar menunaikannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, (Bahkan) Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan (Ingatlah) kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa." - surah Taha ayat 132
berkata Alhabib Abdullah bin Alwi Al-Haddad berkata:
"Barang siapa ragu akn rizqinya maka dia ragu kpd Dzat yg memberi rizqi, barang siapa ragu kpd Dzat yg memberi rizqi maka dia bukan orang mu'min"
Mudah-mudahan kisah ini memberi kita kekuatan untuk menghilangkan kekhuatiran kita terhadap hilangnya atau berkurangnya harta dunia dari tangan kita bersama keyakinan bahawa khazanah yang berada
disisi Allah adalah lebih baik dan lebih mulia.
Amin Allahumma amiin...
ORANG MUKMIN HANYA BUAT PERKARA BERFAEDAH SAHAJA مِنْ حُسْنِ إسْلامِ المَرْءِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُه
Renungan Pagi Selasa
17 Jamadulakhir 1436H
7 April 2015
ن أبي هريرة رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: ((مِنْ حُسْنِ إسْلامِ المَرْءِ تَرْكُهُ مَا لا يَعْنِيهِ)). حديث حسن. رواه الترمذي وغيرُه.
TERJEMAHAN
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه melaporkan: sabda RasululLah صلى الله عليه وسلم: "Di antara keelokkan seorang Muslim adalah dia meninggalkan perkara yang tidak berkenaan dengan dirinya (tidak berfaedah)". (Mafhum Hadith Hasan Riwayat At Tirmidzi dan lainnya)
PENGAJARAN
1. Seorang Mukmin yang bagus adalah apabila dia hanya melakukan perkara yang mendatangkan kebaikan sahaja di dalam kehidupannya,
2. Antara perkara yang tidak berfaedah adalah berbual kosong, hiburan yang melalaikan, duduk-duduk (lepak) di jalanan, bertandang di rumah orang bukan untuk tujuan ziarah, mengambil tahu perkara yang tiada kaitan dengan dirinya (menjaga tepi kain orang lain) dan sebagainya,
3. Sekiranya umat Islam meninggalkan perkara yang tidak berfaedah, dia akan mampu mencipta kejayaan serta menghasilkan produktiviti yang berkualiti.
AMALAN BUKAN JAMINAN MASUK SYURGA
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُه ُ
Renungan Pagi Rabu
18 Jamadulakhir 1436H
8 April 2015
بي هريرةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: ((قَارِبُوا وَسَدِّدُوا، وَاعْلَمُوا أَنَّهُ لَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِنْكُمْ بعَمَلِهِ)) قالُوا: وَلا أَنْتَ يَا رَسُول الله؟ قَالَ: ((وَلا أنا إلا أنْ يَتَغَمَّدَني الله برَحمَةٍ مِنهُ وَفَضْلٍ)). رواه مسلم.
TERJEMAHAN
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه melaporkan: sabda RasululLah صلى الله عليه وسلم: "Istiqamahlah kalian dalam mendekatkan diri kepada Allah dan berpegang teguhlah kepada keimanan kalian. Ketahuilah! Tidak ada seorang pun di antara kalian yang selamat (di Akhirat) disebabkan amalannya." Para Sahabat bertanya: Tidak juga Engkau wahai RasululLah? Baginda menjawab: "Tidak juga aku kecuali jika Allah melimpahkan rahmat dan kurniaNya." (Mafhum HR Muslim)
PENGAJARAN
1. Dianjurkan untuk bersederhana dan istiqamah dalam beramal ibadah iaitu tidak melampau dan tidak pula melewehkan,
2. Kata Ulama': Istiqamah ialah konsisten (berterusan) melaksanakan ketaatan kepada Allah setiap masa walaupun sedikit,
3. Setiap makhluk tidak ada kata putus untuk menentukan dirinya dapat masuk syurga dengan sebab amalannya kerana yang berhak menentukan siapakah bakal penghuni syurga hanya Allah,
4. Bagaimanapun, amalan kebaikan adalah faktor utama seseorang itu layak menjadi penghuni syurga berdasarkan firman Allah (yang bermaksud): "Masuklah kamu ke dalam syurga sebagai balasan terhadap amalan kamu". (Surah An Nahl:32)
Semoga Allah memberikan kita taufiq untuk istiqamah dalam mentaati perintahNya... Aamiin
SIAPAKAH BAKAL PENGHUNI SYURGA DAN NERAKA? ألا أُخْبِرُكُمْ بِأهْلِ الجَنَّةِ؟ كُلُّ ضَعِيف مُتَضَعَّف، لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللهِ لأَبَرَّهُ، أَلا أُخْبِرُكُمْ بِأهْلِ النَّارِ؟ كُلُّ عُتُلٍّ جَوّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُه ُ
Renungan Pagi Khamis
19 Jamadulakhir 1436H
9 April 2015
عن حارثة بن وهْبٍ رضي الله عنه قَالَ: سمعت رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يقولُ: ((ألا أُخْبِرُكُمْ بِأهْلِ الجَنَّةِ؟ كُلُّ ضَعِيف مُتَضَعَّف، لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللهِ لأَبَرَّهُ، أَلا أُخْبِرُكُمْ بِأهْلِ النَّارِ؟ كُلُّ عُتُلٍّ جَوّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
TERJEMAHAN
Dari Harithah bin Wahab رضي الله عنه melaporkan: aku mendengar RasululLah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Inginkah aku memberitahu kamu tentang (bakal) ahli-ahli syurga? Iaitu orang-orang yang lemah dan dipandang rendah (oleh manusia), kalau dia bersumpah kepada Allah nescaya Allah maqbulkan sumpahnya. Inginkah aku memberitahu kamu tentang ahli neraka? Iaitu setiap orang yang keras hati, angkuh dan sombong." (Mafhum HR Al Bukhari dan Muslim)
PENGAJARAN
1. Gambaran sifat-sifat bakal penghuni syurga dan neraka sudah dapat dikenal semasa di dunia lagi,
2. Umat Islam yang mendapat kemenangan di Akhirat kebanyakkannya adalah golongan yang lemah dan dipandang hina oleh manusia di dunia. Tetapi amat sedikit mereka terdiri daripada golongan kaya dan hidup mewah,
3. Umat Islam di larang bersifat keras hati, angkuh dan sombong kerana ianya adalah di antara sifat tercela. Oleh itu bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah saling hormat menghormati sesama manusia.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُه ُ
Renungan Pagi Jumaat
20 Jamadulakhir 1436H
10 April 2015
🌷🌺AMALAN UNTUK MEMBERKATI MAJLIS
عن أَبي هريرة رضي الله عنه قال: قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((مَنْ جَلَسَ في مَجْلِسٍ، فَكَثُرَ فِيهِ لَغَطُهُ فَقَالَ قَبْلَ أنْ يَقُومَ مِنْ مَجْلِسِهِ ذَلِكَ: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلا أنْتَ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ، إِلا غُفِرَ لَهُ مَا كَانَ في مَجْلِسِهِ ذَلِكَ)). رواه الترمذي، وقال: (حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحيحٌ).
TERJEMAHAN
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه melaporkan: sabda RasululLah صلى الله عليه وسلم: "Barangsiapa yang menyertai suatu majlis, maka banyaklah bercampur aduk tuturkatanya (ada yang benar dan ada yang salah). (Oleh itu) sebelum meninggalkan majlis (bacalah): سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلا أنْتَ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ (Bermaksud: Maha Suci dan segala puji bagi Engkau ya Allah, aku bersaksi tiada tuhan melainkan Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepadaMu) nescaya diampunkan baginya di dalam majlis itu." (Mafhum HR At Tarmidzi, katanya hadith ini hasan sahih)
PENGAJARAN
1. Sebagai manusia biasa, kita tidak terlepas drpd kesilapan dalam tuturkata walaupun berada di dalam majlis ilmu, mesyuarat dan sebagainya,
2. Oleh itu kita digalakkan untuk menutup majlis yang disertai dengan membaca tasbih kaffarah (seperti hadith di atas) kerana ianya mengandungi elemen mensuci dan memuji Allah, mentauhidkanNya serta minta keampunan daripadaNya semoga segala kesilapan di dalam majlis diampunkan dan mendapat keberkatan, insyaAllah.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُه ُ
Renungan Pagi Sabtu
21 Jamadulakhir 1436H
11 April 2015
🌾ORANG YANG MENDAPAT KEBAIKAN HAKIKI
وعن معاوية رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ في الدِّينِ)). متفقٌ عَلَيْهِ.
TERJEMAHAN
Dari Muawiyah رضي الله عنه melaporkan: sabda RasululLah صلى الله عليه وسلم: "Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya maka dia diberikan kefahaman terhadap agama." (Mafhum HR Al Bukhari dan Muslim)
PENGAJARAN
1. Hadith ini menerangkan kelebihan golongan ulama' yang menjadi pembimbing manusia ke arah kebaikan,
2. Ia juga menunjukkan kelebihan mendalami ilmu agama berbanding ilmu-ilmu yang lain kerana ianya menjelaskan selok belok hukum yang selaras dengan perintah Allah SWT seterusnya melayakkan untuk mendapat keredhaanNya,
3. Kata Al Hafiz Ibnu Hajar Al 'Asqalani: Mafhum hadith ini bahawa orang yang tidak mahu mendalami agama (kaedah-kaedah hukum Islam dan yang berkaitan dengannya) maka terhalang kebaikan daripada dirinya.
MEMBERI NASIHAT SECARA BERHIKMAH
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُه ُ
Renungan Pagi Ahad
22 Jamadulakhir 1436H
12 April 2015
عن العِرْباض بن ساريَةَ رضي الله عنه قال: وَعَظَنَا رسول الله صلى الله عليه وسلم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا القُلُوبُ، وَذَرَفَتْ مِنْهَا العُيُونُ... وَذَكَرَ الحَدِيثَ وَقَدْ سَبَقَ بِكَمَالِهِ في باب الأمْر بِالمُحَافَظَةِ عَلَى السُّنَّة، وَذَكَرْنَا أنَّ التَّرْمِذِيَّ، قَالَ: (إنّه حديث حسن صحيح).
TERJEMAHAN
Dari Al 'Irbadh bin Sariah رضي الله عنه melaporkan: RasululLah صلى الله عليه وسلم telah menasihati kami dengan satu nasihat yang menyebabkan hati-hati merasa gementar dan menjadikan air mata mengalir...(dan menyebutkan hadith dengan lengkap dalam Bab Perintah Untuk Menjaga Sunnah). Mafhum HR At Tirmidzi, katanya Hadith hasan sahih
PENGAJARAN
1. Saling nasihat menasihati adalah suatu amalan yang dianjurkan oleh Syara' bagi memperbaiki diri dari semasa ke semasa,
2. Digalakkan memberi nasihat secara berhikmah seperti dengan susunan kata indah yang dapat memberikan kesan mendalam di dalam hati.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُه ُ
Renungan Pagi Isnin
23 Jamadulakhir 1436H
13 April 2015
🌾CABANG-CABANG IMAN
عن أَبي هريرة رضي اله عنه أنَّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((الإيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً: فَأفْضَلُهَا قَوْلُ: لاَ إلهَ إِلا الله، وَأدْنَاهَا إمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإيمَانِ)). متفقٌ عَلَيْهِ.
TERJEMAHAN
Dari Abu Hurairah R.A melaporkan dari Nabi S.A.W bersabda: "Iman mempunyai 70 lebih atau 60 lebih cabang. Sebaik-baik cabang adalah ucapan La ilaha illalLah dan serendah-rendahnya adalah membuang suatu yang membahayakan dI jalanan. Malu itu adalah sebahagian daripada iman." (Mafhum HR Al Bukhari & Muslim)
PENGAJARAN
1. Iman itu adalah akidah yang kukuh di hati & dibuktikan dengan amalan,
2. Sifat malu dapat menahan drpd melakukan maksiat & membentuk akhlak mulia, dan
3. Gabungan iman & sifat malu menghasilkan hamba yg ada jatidiri iaitu sentiasa taat kpd perintah Allah walaupun orang lain tidak melihatnya.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُه ُ
Renungan Pagi Selasa
24 Jamadulakhir 1436H
14 April 2015
💞ALLAH SEDIA MENERIMA TAUBAT BILA-BILA MASA SAHAJA
عن أبي موسَى عبدِ اللهِ بنِ قَيسٍ الأشْعريِّ رضي الله عنه عن النَّبيّ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: ((إنَّ الله تَعَالَى يَبْسُطُ يَدَهُ بالليلِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ النَّهَارِ، ويَبْسُطُ يَدَهُ بالنَّهَارِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ اللَّيلِ، حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِها)). رواه مسلم.
TERJEMAHAN
Dari Abu Musa Abdullah bin Qais al-Asy'ari رضي الله عنه, dari Nabi صلى الله عليه وسلم sabdanya:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala itu melapangkan tanganNya -yakni kerahmatanNya- di waktu malam untuk menerima taubat orang yang berbuat kesalahan di waktu siang dan
juga melebarkankan tanganNya di waktu siang untuk menerima taubat orang yang berbuat kesalahan di waktu malam. Demikian ini terus menerus sampai terbitnya matahari dari arah barat - yakni di saat hampir tibanya Kiamat, kerana setelah ini terjadi, tidak diterima lagi taubatnya seseorang itu." (Mafhum HR Muslim)
PENGAJARAN
1. Betapa besar dan luasnya rahmat Allah yang bersedia menerima taubat hamba-hambaNya pada bila-bila masa,
2. Allah Taala bukan setakat mengampunkan dosa bahkan sangat mengasihi orang-orang sentiasa bertaubat dengan memberi pelbagai kelebihan seperti diberikan hujan yang lebat sebagai rahmat (rujuk surah Nuh:ayat 11),
3. Walau bagaimanapun, taubat hanya berfaedah sebelum terbitnya matahari dari barat (berlaku Kiamat) dan sebelum nyawa berada di halqum (kematian). Oleh itu gunakanlah peluang yang ada ini untuk sentiasa memohon ampun terhadap dosa yang pernah dilakukan.
Koleksi Simple sunnah 1-16
Simple Sunnah#1
1.Masuk tandas kaki kiri dan keluar kaki kanan (^_^)
2.Tutup Kepala bila masuk tandas.
Simple sunnah#2
1.Kibaskan Tempat tidur
2.Permulaan tidur mengiring sebelah kanan.
3.Kepala menghadap kiblat.
4.Baca doa tidur (^_^)
Simple sunnah#3
1.Minum dengan tangan kanan.
2.Minum duduk
3.Minum niat kerana Allah dan baca Bismillah.
Simple sunnah#4
1. Datang awal ke masjid
2. Berjalan kaki ke masjid.
3. Berwuduk dari Rumah.
4. Baca doa masuk dan keluar masjid. (^_^)
Simple sunnah#5
1. Masuk tandas pakai alas kaki.
2. Buang air duduk
3. Masuk tandas xboleh lama2.
4. Jangan makan n minum dalam Tandas (^_^)
Simple sunnah#6
1.Bagun tidur baca doa bangun tidur atau ucap syukur.
2.Kemas tempat tidur.
3.Bersihkan diri.
Simple sunnah#7
1. Masuk masjid kaki kanan keluar kaki kiri.
2. Jika ada sampah dalam masjid kutip dan buang.. 1 sampah 1 bidadari di syurga kelak.
3. Bila masuk masjid niat iktikaf, semua perkara yg di buat dalam masjid akan dikira sebagai ibadah (^_^)
Simple Sunnah#8
1.Baca Bismillah sebelum memakai baju atau doa ringkas ni Ya Allah, aku memohon dari engkau kebaikan dari berpakaian ini.
2. Bila memakai pakaian mulakan dengan sebelah kanan.
3. Melabuhkan pakaian.
4. Jangan memakai pakaian untuk tujuan riak.
5. Memakai pakaian yang menunjukkan simbolik seorang muslim.
Simple Sunnah#9
1. Sebelum tidur ambil wuduk.
2. Maafkan semua kesalahan org lain dan halalkan hutang piutang.
3. Jika mimpi baik bangun doa supaya dipercepatkan.
4. Jika mimpi buruk bangun buat isyarat ludah kekiri dan doa dijauhkan.
Simple Sunnah#10
1. Pakai selipar kaki kanan dahulu dan buka dengan kaki kiri dahulu.
2. Beri salam 3 kali bila bertamu kerumah sahabat2.
3. Bila marah dalam keadaan berdiri hendaklah duduk, bila marah dalam keadaan duduk hendaklah berbaring hingga marah 2 hilang.
4. Bila marah ambil wuduk.
Simple sunnah#11
1. Tutup aurat ketika memasak.
2. Adun atau kacau makanan dari kanan ke kiri.
3. Jangan buka keseluruhan penutup periuk atau bekas minuman ketika ambil nasi atau air.
4. Ketika sedang memasak perbanyakkan zikir dan menyebut kebesaran Allah.(baik untuk ibu yg ingin membentuk anak2)
Simple sunnah#12
1.Basuh tangan sebelum makan.
2.Makan buah dahulu baru makan nasi.
3.Makan secara berjemaah, makan dengan family lagi ramai lg berkat rezeki 2.
4.Makan makanan yg ada dihadapan jangan capai yg jauh2.
Simple sunnah#13
1. Memotong kuku pada hari jumaat.
2. Memperbanyakkan Doa antara Imam Berkhutbah Hingga Asar.
3. Mandi sunat Jumaat.
4. Memakai pakaian terbaik untuk Sembahyang Jumaat.
5. Memakai wangi wangian.
Simple sunnah#14
1. Makanan sunnah susu, madu, barli dan kurma.
2. Makan bermula dari tepi kemudian tengah.
3. Hisap jari selepas makan (Sunnah 3 Jari)
4. Selepas makan terus basuh pinggan.
5. Puasa isnin dan Khamis.
Simple sunnah#15
1. Baca bismillah dan Alhamdulillah setiap kali sedutan.
2. Jangan gunakan cawan yg sumpik atau pecah.
3. Jangan tiup kedalam air panas untuk sejukkanya.
4. jangan minum dalam bekas yg besar seperti jug air dan botol yg besar.
Simple sunnah#16
1. Semaikan rasa ingin berjuang di jalan Allah SWT
2. Berazam untuk terus beristiqamah mempertahankan Islam
3. Berusaha untuk mendaulatkan Islam di setiap peringkat
4. Jangan melangkaui arahan dan perintah Allah SWT serta sunnah Rasulullah SAW
Semoga bermanfaat 😊😊😊
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُه ُ
Renungan Pagi Rabu
25 Jamadulakhir 1436H
15 April 2015
🌷ANJURAN BERSIKAP BENAR DAN MENGHINDARI DUSTA
عن ابن مسعود رضي الله عنه عن النَّبيّ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: ((إنَّ الصِّدقَ يَهْدِي إِلَى البرِّ، وإنَّ البِرَّ يَهدِي إِلَى الجَنَّةِ، وإنَّ الرَّجُلَ لَيَصدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا. وَإِنَّ الكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفُجُورِ، وَإِنَّ الفُجُورَ يَهدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ الله كَذَّابًا)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
TERJEMAHAN
Dari Ibnu Mas'ud رضي الله عنه, dari Nabi صلى الله عليه وسلم, sabdanya: "Sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu membawa ke syurga. Sesungguhnya apabila seseorang itu bersikap benar nanti dicatatkan di sisi Allah sebagai seorang yang berada di atas kebenaran. Dan sesungguhnya bersikap dusta itu membawa kepada keburukan dan sesungguhnya keburukan itu membawa kepada neraka. Sesungguhnya apabila seseorang itu bersikap dusta nanti dicatatkan di sisi Allah sebagai seorang yang selalu membawa pendustaan." (Mafhum HR Muttafaq 'alaih)
PENGAJARAN
1. Umat Islam digesa supaya sentiasa bersikap benar dalam kata-kata, ikhlas dalam amalan dan bersih dalam tindakannya,
2. Orang yang melakukan demikian akan mendapat kebaikan sebenar (ganjaran yang besar di Akhirat) dan redha daripada Allah,
3. Sebaliknya umat Islam ditegah daripada bersikap bohong dalam tutur kata dan perbuatan kerana ianya membawa kepada keburukan. Orang yang berbohong walaupun mungkin terlepas di dunia, dia pasti mendapat akibat yang buruk di Akhirat.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُه ُ
Renungan Pagi Khamis
26 Jamadulakhir 1436H
16 April 2015
🍲☕🍴MESTI GUNA TANGAN KANAN UNTUK MAKAN
عن أَبي مسلم، وقيل: أَبي إياس سَلمة بنِ عمرو بنِ الأكوع رضي الله عنه أنَّ رَجُلًا أَكَلَ عِنْدَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم بِشِمَالِهِ، فَقَالَ: ((كُلْ بِيَمِينكَ)) قَالَ: لا أسْتَطيعُ. قَالَ: ((لاَ استَطَعْتَ)). مَا مَنَعَهُ إلا الكِبْرُ، فمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ. رواه مسلم.
TERJEMAHAN
Dari Abu Muslim, dikatakan Abu Iyas Salamah bin Amr bin Al Akwa' رضي الله عنه: bahawa seorang lelaki telah makan berhampiran RasululLah صلى الله عليه وسلم dengan tangan kirinya. Maka Nabi menegur dengan bersabda: "Makanlah dengan tangan kananmu." Dia menjawab: Aku tak berdaya. Lalu Nabi bersabda: "Nescaya engkau tidak akan terdaya selamanya." Padahal tiadalah yang menghalangnya (untuk makan dengan tangan kanan) kecuali perasaan angkuh. Maka (akibatnya) dia betul-betul tidak mampu mengangkat tangan ke mulutnya seumur hidup. (Mafhum HR Muslim)
PENGAJARAN
1. Antara adab terpenting semasa makan (termasuk minum) mestilah menggunakan tangan kanan. Jika tidak dapat boleh guna tangan kiri tapi perlu juga ditampung oleh tangan kanan,
2. Orang yang memperlekeh ajaran/sunnah Nabi akan mendapat balasan buruk bahkan mungkin dibalas semasa di dunia lagi (spt insiden yang berlaku dalam hadith di atas),
3. Orang yang menjaga adab/sunnah walaupun kecil di mata manusia adalah tanda dia benar-benar mengasihi RasululLah صلى الله عليه وسلم.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُه ُ
Renungan Pagi Jumaat
27 Jamadulakhir 1436H
17 April 2015
👬HUKUM KANAK-KANAK MENGERJAKAN HAJI
عن ابن عباس رضي الله عنهما: أنَّ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم لَقِيَ رَكْبًا بالرَّوْحَاءِ، فَقَالَ: ((مَنِ القَوْمُ؟)) قالوا: المسلمون، فقالوا: من أنتَ؟ قَالَ: ((رَسُول الله))، فرفعت إِلَيْه امرأةٌ صبيًا، فَقَالَتْ: ألِهَذَا حَجٌّ؟ قَالَ: ((نَعَمْ، وَلَكِ أجْرٌ)). رواه مسلم.
في هذا الحديث: دليل على صحة حج الصبي وثبوت أجر وليِّه، ولا تجزيه عن حجة الإسلام.
TERJEMAHAN
Dari Ibnu Abbas رضي الله عنه: bahawasanya RasululLah صلى الله عليه وسلم bertembung dengab satu rombongan di Rauha' lalu Baginda bertanya: "Siapakah mereka?" Mereka menjawab: Kaum Muslimin. Maka mereka pula bertanya: Siapa tuan? Lalu Baginda menjawab: "Pesuruh Allah". Seorang wanita telah menjulang kepada RasululLah seorang kanak-kanak dan bertanya: Adakah (sah ibadah) haji baginya? Lalu RasululLah menjawab: " Ya dan bagi kamu pahala." (Mafhum HR Muslim)
INTISARI HADITH
1. Hukum kanak-kanak mengerjakan haji adalah sah dan bagi walinya (penjaganya termasuk ibubapa) pahala ibadah haji tersebut. Bahkan jika dia telah mumayyiz (cerdik i.e. pandai membezakan mana yang baik dgn yang buruk) dia boleh berihram sendiri,
2. Walau bagaimanapun, kewajipan haji masih belum terlepas bagi dirinya kerana antara syarat wajib haji adalah seorang yang telah cukup umur (baligh).
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُه ُ
Renungan Pagi Sabtu
28 Jamadulakhir 1436H
18 April 2015
🏩KELEBIHAN ZIARAH ORANG SAKIT
عن ثوبان رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((إنَّ المُسْلِمَ إِذَا عَادَ أخَاهُ المُسْلِمَ، لَمْ يَزَلْ في خُرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ)). قِيلَ: يَا رَسولَ الله، وَمَا خُرْفَةُ الجَنَّةِ؟ قَالَ: ((جَنَاهَا)). رواه مسلم.
TERJEMAHAN
Dari Tsauban رضي الله عنه dari Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: "Sesungguhnya seorang Muslim apabila menziarahi saudaranya Muslim (yang sakit), dia sentiasa di dalam nikmat syurga sehinggalah dia pulang." Ditanya: Wahai RasululLah, apakah nikmat syurga itu? Maka Baginda bersabda: "Buah-buahannya". (Mafhum HR Muslim)
INTISARI HADITH
1. Ziarah saudara Muslim yang ditimpa musibah adalah digalakkan kerana menunjukkan sikap prihatin dan mengambil berat,
2. Bahkan pahalanya juga adalah istimewa (sepertimana disebutkan di dalam hadith di atas),
3. Walau bagaimanapun, perlulah meraikan adab-adab ziarah pesakit seperti tidak terlalu lama tempoh ziarah (kecuali diminta oleh pesakit utk berada lama di sisinya), memberikan kata-kata semangat, mendoakan supaya cepat sembuh dll.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُه ُ
Renungan Pagi Ahad
29 Jamadulakhir 1436H
19 April 2015
🌾MERAMAIKAN BILANGAN JEMAAH UNTUK SOLAT JENAZAH
وعن ابن عباسٍ رضي الله عنهما، قَالَ: سَمِعْتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ((مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوتُ، فَيقومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أرْبَعُونَ رَجُلًا لا يُشْرِكُونَ بِاللهِ شَيْئًا، إِلا شَفَّعَهُمُ اللهُ فِيهِ)). رواه مسلم.
TERJEMAHAN
Dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما melaporkan: saya mendengar RasululLah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Tidaklah seorang lelaki Muslim meninggal dunia maka jenazahnya disolatkan oleh empat puluh orang lelaki yang tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu melainkan Allah memberikan syafaat (bantuan) kepada jenazah itu dengan sebab solat jenazah mereka (dengan jumlah yang ramai)." (Mafhum HR Muslim)
INTISARI HADITH
1. Digalakkan untuk meramaikan bilangan jemaah untuk solat jenazah seramai mungkin kerana ianya memberikan manfaat kepada jenazah,
2. Disamping itu, disunatkan juga untuk membentuk minimum sebanyak tiga saf (barisan) berdasarkan hadith Nabi صلى الله عليه وسلم: ((مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ ثَلاَثَةُ صُفُوفٍ فَقَدْ أوْجَبَ)) رواه أَبُو داود والترمذي
Yang bermaksud: "Barangsiapa (jenazah) yang disolatkan ke atasnya tiga saf maka wajib baginya (syurga). (Mafhum HR Abu Daud dan At Tirmidzi)
Sahabat, esok (Isnin - 20 April 2015) adalah 1 Rejab 1436, kan. Sedikit perkongsian dari nota lama. Jom beramal untuk bekalan akhirat:).
------------------------------------------
Bulan Rejab = bulan pengampunan.
Antara amalan² yang dianjurkan;
◆ Puasa.
- Kalau tak mampu buat semua, jangan ditinggalkan semua.
- Boleh puasa pada Isnin Khamis atau 13, 14 & 15hb Rejab ini -bersamaan 2, 3 & 4 Mei.
* 13, 14 & 15 dikenali sebagai hari² putih setiap bulan hijrah. Rasulullah صلى الله عليه وسلم akan berpuasa juga pada hari Jumaat jika hari itu jatuh pada hari² putih tersebut. Ia hanyalah anjuran daripada saya bagi sesiapa yang rasa payah untuk berpuasa banyak hari bulan Rejab. Ini berdasarkan apa yang saya temui di dalam bab Puasa Rasulullah صلى الله عليه وسلم di dalam kitab As-Syamail tentang hari puasa sunat. Wa Allahu a'lam. Yang penting --> puasa ツ.
◆ Istighfar.
- Habib Salim Assyatiri berkata: "Istighfar dituntut amalkan sepanjang tahun namun untuk bulan Rejab ia sangat² dianjurkan".
••► Penghulu istighfar;
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
✿ Kelebihannya: Sesiapa yang mengucapkan zikir ini pada waktu SIANG dengan meyakini apa yang diucapkannya lalu dia meninggal dunia pada masa itu sebelum masuk petang maka dia termasuk golongan ahli syurga. Dan sesiapa yang mengucapkan zikir ini pada waktu MALAM dengan meyakini apa yang diucapkannya lalu dia meninggal dunia pada masa itu sebelum masuk pagi maka dia termasuk golongan ahli syurga.
~ Riwayat Imam Al-Bukhari rahimahullah.
••► Atau boleh juga amalkan istighfar ini;
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وتُبْ عَلَيَّ
Ya Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku & terimalah taubatku.
* Baca Subuh & Asar sebanyak 70x setiap hari.
(Sumber: Indahnya Hidup Bersyariat oleh Ust Ismail Kamus حفظه الله).
◆ Membaca surah Al-Ikhlas 11 kali atau lebih setiap hari.
◆ Membaca Al-Quran, perbanyakkan berdoa & lain² amalan soleh.
Alhamdulillah atas ni'mat Islam & Iman yang Allah anugerahkan pada kita di mana dengan 2 ni'mat itulah amalan di atas menjadi bermakna & mendapat ganjaran pahala di sisi Allah yang Maha Mulia.
Sudah hampir BULAN PESTA IBADAH -RAMADHAN-. Semoga kita sempat bersua dengannya, amin.
-kopipes dr kwn 😊-
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُه ُ
Renungan Pagi Isni
1 Rejab1436H
20 April 2015
🌷HUKUM BERPUASA PADA BULAN-BULAN HARAM (TERMASUK REJAB)
عن مُجِيبَةَ البَاهِليَّةِ عن أبيها أَوْ عمها: أنه أتى رسول الله صلى الله عليه وسلم ثُمَّ انطَلَقَ فَأَتَاهُ بَعْدَ سَنَةٍ- وَقَدْ تَغَيَّرَتْ حَالُهُ وَهيئَتُهُ- فَقَالَ: يَا رسولَ الله أمَا تَعْرِفُنِي؟ قَالَ: ((وَمَنْ أنْتَ؟)) قَالَ: أَنَا الباهِليُّ الَّذِي جِئْتُك عام الأَوَّلِ. قَالَ: ((فَمَا غَيَّرَكَ، وَقَدْ كُنْتَ حَسَنَ الهَيْئَةِ!)) قَالَ: مَا أكَلْتُ طَعَامًا مُنْذُ فَارقتُكَ إِلا بِلَيْلٍ. فَقَالَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: ((عَذَّبْتَ نَفْسَكَ!)) ثُمَّ قَالَ: ((صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ، وَيَومًا مِنْ كُلِّ شَهْرٍ)) قَالَ: زِدْنِي، فَإنَّ بِي قُوَّةً، قَالَ: ((صُمْ يَوْمَيْن)) قَالَ: زِدْنِي، قَالَ: ((صُمْ ثَلاثَةَ أيَّامٍ)) قَالَ: زِدْنِي، قَالَ: ((صُمْ مِنَ الحُرُم وَاتركْ، صُمْ مِنَ الحُرُمِ وَاتركْ، صُمْ مِنَ الحُرُمِ وَاتركْ)). وقال بأصابِعه الثَّلاثِ فَضَمَّها، ثُمَّ أرْسَلَهَا. رواه أَبُو داود.
TERJEMAHAN
Dari Mujibah Al Bahiliyah dari ayahnya atau bapa saudaranya: bahawa beliau (ayahnya atau bapa saudaranya itu) telah berjumpa dengan Nabi صلى الله عليه وسلم pada suatu masa kemudian berpisah dan bertemu semula dengan RasululLah selepas setahun dalam keadaan telah berubah keadaan dan susuk tubuhnya (sangat kurus) dan dia bertanya: Wahai RasululLah, masihkah tuan ingat kepadaku? Nabi bertanya: "Siapa kamu?" Jawabnya: Aku lelaki dari suku Al Bahily yang berjumpa tuan tahun lalu. "Kenapa begitu berubah keadaanmu (terlalu kurus) sedangkan dahulu susuk tubuh kamu bagus?" Aku tidak pernah makan pada waktu siang (berpuasa) kecuali pada waktu malam. Maka Nabi bersabda: "Kamu telah menyeksa badanmu!" Kemudian Nabi menasihatkan: "Berpuasalah pada bulan sabar dan sehari setiap bulan." Dia meminta: Tambahkan lagi hari untuk puasa sebab aku mampu. "Berpuasalah dua hari setiap bulan". Dia meminta lagi: Tambahlah lagi. Nabi bersabda: "Berpuasalah tiga hari". Dia meminta lagi: Tambahlah lagi. Maka Nabi bersabda: " Berpuasalah dari bulan-bulan Haram dan tinggalkan, berpuasalah dari bulan-bulan haram dan tinggalkan, berpuasalah dari bulan-bulan haram dan tinggalkan (sambil Nabi menggenggam tiga jari baginda dan melepaskannya sebanyak tiga kali)". (Mafhum HR Abu Daud)
INTISARI HADITH
1. Bulan sabar adalah Ramadhan. Manakala bulan-bulan Haram adalah Zulkaedah, Zulhijjah, Muharram dan Rejab,
2. Pada bulan Ramadhan wajib berpuasa sebulan dan pada bulan-bulan Haram pula digalakkan memperbanyakkan puasa sunat,
3. Walau bagaimanapun, Nabi menganjurkan untuk menggilirkan antara hari yang berpuasa dengan hari yang tidak berpuasa untuk puasa pada bulan-bulan Haram (tidak semestinya berpuasa sebulan penuh).
Ramai tidak sedar dalam Al Quran ada menyentuh tentang usia 40an
حَتَّى إَذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِيْنَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِى أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِى أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِى إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ (١٥) الاحقاف
Apabila dia telah dewasa dan usianya sampai empat puluh tahun, ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukkanlah aku jalan untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang soleh yang engkau redhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.”
Al Ahqaf: 15
وفى تفسير ابن كثير: وهذا فيه إرشاد لمن بلغ الأربعين أن يجدد التوبة والإنابة إلى الله - عز وجل - ويعزم عليها.
Menurut Ibn Kathir, ayat ini memberikan petunjuk bahawa manusia apabila menjelang usia 40 tahun hendaklah memperbaharui taubat dan kembali kepada Allah 'Azza wa Jalla dengan bersungguh-sungguh.
Usia 40 tahun disebut dengan jelas dalam ayat ini. Pada usia inilah manusia mencapai puncak kehidupannya baik dari segi fizikal, intelektual, emosi, mahupun spiritualnya.
Doa yang terdapat dalam ayat tersebut dianjurkan untuk dibaca oleh mereka yang berusia 40 tahun dan ke atas. Doa yang menggambarkan jiwa yang bersyukur dalam menerima nikmat yang sempurna, kecenderungan untuk beramal, yang telah mempunyai keluarga yang harmoni, kecenderungan untuk bertaubat dan kembali kepada Allah Ta'ala.
Dalam ayat yang lain.....
أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيْرُ (٣٧)
Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam tempoh yang cukup untuk berfikir bagi orang-orang yang mahu berfikir, dan (apakah tidak) datang kepadamu pemberi peringatan?
Al Fathir: 37
عن مجاهد قال : سمعت ابن عباس يقول : العمر الذي أعذر الله إلى ابن آدم : ( أولم نعمركم ما يتذكر فيه من تذكر ) أربعون سنة .
Mujahid berkata, aku mendengar daripada Ibnu Abbas berkata :
" Usia yang Allah beri peringatan kepada anak Adam dengan
( أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيْرُ ) ialah 40 tahun.
عن مسروق أنه كان يقول : إذا بلغ أحدكم أربعين سنة ، فليأخذ حذره من الله عز وجل .
Masruq berkata :
" Apabila seorang kamu berumur 40 tahun, maka ambillah peringatan daripada Allah Azza wa Jalla ".
Usia 40 tahun adalah usia matang untuk kita bersungguh-sungguh dalam hidup. Mengumpulkan pengalaman, menajamkan hikmah dan kebijaksanaan, membuang kejahilan ketika usia muda, lebih berhati-hati, melihat sesuatu dengan hikmah dan penuh penelitian. Maka tidak hairan tokoh-tokoh pemimpin muncul secara matang pada usia ini. Bahkan Nabi SAW seperti yang disebut oleh Ibn ‘Abbas:
عن ابن عباس قال أنزل على رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو ابن أربعين فأقام بمكة ثلاث عشرة وبالمدينة عشرا وتوفي وهو ابن ثلاث وستين قال أبو عيسى هذا حديث حسن صحيح
“Diturunkan wahyu Rasulullah SAW pada usianya 40 tahun, lalu baginda tinggal di Makkah 13 tahun dan di Madinah 10 tahun, dan wafat pada usianya 63 tahun".
HR Tirmizi
Ibnu Abbas RA dalam suatu riwayat berkata:
من أتى عليه أربعون سنة ولم يغلب خيره شره فليتجهز إلى النار
“Barangsiapa mencapai usia 40 tahun dan amal kebajikannya tidak mantap dan tidak dapat mengalahkan amal keburukannya, maka hendaklah ia bersiap-siap ke neraka.”
Imam asy-Syafi’i tatkala mencapai usia 40 tahun, beliau berjalan sambil memakai tongkat. Jika ditanya, jawab beliau, “Agar aku ingat bahwa aku adalah musafir.
( قيل للشافعي - رحمه الله - : ما لَكَ تُكثر من إمساك العصا وأنت لست بضعيف ؟ قال : لأتذكر أني مسافر )
Justeru...apa yang perlu dilakukan menjelang usia 40 tahun...
1. Meneguhkan tujuan hidup
2. Meningkatkan kekuatan ruhiyyah
3. Menjadikan uban sebagai peringatan
4. Memperbanyak bersyukur
5. Menjaga makan dan tidur
6. Menjaga istiqamah dalam ibadah dan perjuangan.
Sedikit tazkirah... Khas utk kita yg ke arah, di alam, di hujung dan telah melewati 40an
SAPA umur dh 40thn dan akan 40 thn..angkat👆👆👆
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُه ُ
Renungan Pagi Selasa
2 Rejab1436H
21 April 2015
🌿MEMBENTENG DIRI DARIPADA NERAKA DENGAN AMALAN KECIL
عن عدي بن حاتمٍ رضي الله عنه قال: قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ)). متفقٌ عَلَيْهِ.
TERJEMAHAN
Dari 'Adi bin Hatim رضي الله عنه melaporkan: sabda RasululLah صلى الله عليه وسلم: "Takutlah kepada neraka walaupun hanya (bersedekah) dengan secebis buah tamar. Barangsiapa yang tiada apa-apa (untuk disedekahkan) maka hendaklah dia bercakap dengan tuturkata yang baik." (Mafhum HR Muttafaq 'alaih)
INTISARI HADITH
1. Peluang untuk beramal bagi menambah pahala adalah luas mengikut kemampuan masing-masing. Yang penting ianya mestilah ikhlas dan mengharap untuk selamat daripada azab api neraka di Akhirat,
2. Bersedekah bukan setakat dengan harta yang dimiliki tetapi dengan tuturkata dan akhlak terpuji yang tidak menyakitkan hati dan perasaan orang yang berada di sekeliling,
3. Selain itu amalan yang sedikit tetapi dilakukan secara istiqamah (berterusan) akan mendapat pahala yang istimewa di sisi Allah Taala.
Subscribe to:
Posts (Atom)